005

header ads

Pameran Seni Rupa Apresiasi Kehidupan Wanita : Tradisi dan Modernitas dalam Ragam Kanvas


Indonesia, dengan kekayaan budaya dan tradisi yang mendalam, telah lama menyaksikan kontribusi signifikan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Namun, pengakuan eksplisit dan menyeluruh terhadap pengalaman unik, perjuangan, dan pencapaian perempuan seringkali terabaikan dalam narasi sejarah dan budaya yang lebih luas. 

Pameran "Apresiasi Kehidupan Wanita," yang diselenggarakan oleh KOMPPI (Komunitas Perupa Perempuan Indonesia) di Antara Heritage Center (AHC), Jakarta, dari tanggal 20 hingga 27 April 2025, hadir sebagai sebuah upaya penting untuk mengisi kekosongan tersebut. Lebih dari sekadar pameran seni rupa, pameran ini merupakan sebuah refleksi mendalam dan komprehensif tentang kompleksitas kehidupan perempuan Indonesia, diungkapkan melalui beragam ekspresi artistik yang kaya dan beragam. Pameran ini bukan hanya sekadar memamerkan karya seni, tetapi juga menjadi wadah bagi dialog, pemahaman, dan apresiasi terhadap peran perempuan dalam membentuk identitas budaya bangsa.

Dibuka secara resmi oleh Dr. Nina Kurnia Dewi, STP., MBA., Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Perum LKBN Antara pada pukul 14.00 WIB, pameran ini menampilkan karya-karya luar biasa dari 33 seniwati berbakat yang berasal dari berbagai penjuru Nusantara. 

Kehadiran para seniman ini – Aida Noor (Bekasi), Anna Rayung (Jakarta), Apry Messah (Bogor), Bebe Indah M (Jakarta), Biagtwanti Dewi P (Tangerang), Corry Harisyahutullaely (Depok), Elise Setyo (Tangsel), Emely Jane (Jakarta), Evi K (Bekasi), Gini (Jakarta), Indah Soenoko (Bekasi), Irma Citra Gayatri (Bogor), Kanthi Laras Ati (Bekasi), Kartika Aryani (Surakarta), Nadia Iskandar (Jakarta), Ni Made Sri Andani (Tangsel), Niken Indirawati, Nur Azizah Zie (Yogyakarta), Poppy Almatsier (Tangsel), R Asri Hw/Nino (Yogyakarta), R Irni Arfiyanti (Bekasi), Retno Pamedarsih (Bekasi), Sheila Agustini (Tangsel), Sylvia Ikhsan (Tangsel), Titiek NdaryS (Bekasi), Uu Sukarni (Tangerang), Widyani Edelwis (Depok), Wita Prayoga (Bandung), Wiwiek Poengki (Yogyakarta), Wiwien Muchlis (Jakarta), Yayuk Nur (Jakarta), Yohana Mulyo (Jakarta), dan Judith Bintang (Tangsel) – menunjukkan kekayaan dan keberagaman seni rupa Indonesia yang terinspirasi oleh pengalaman, perspektif, dan realitas kehidupan perempuan. Keberagaman geografis para seniman ini juga merefleksikan keragaman budaya dan pengalaman perempuan di seluruh Indonesia, menghindari generalisasi yang seringkali menyederhanakan kompleksitas tersebut.

Filosofi di balik "Apresiasi Kehidupan Wanita" berakar pada beberapa prinsip fundamental yang saling terkait. 


Pertama, pameran ini secara eksplisit mengakui dan merayakan keberagaman pengalaman perempuan Indonesia. Tidak ada satu narasi tunggal yang dapat mewakili kompleksitas kehidupan perempuan; setiap seniwati menghadirkan perspektif unik, mencerminkan berbagai aspek kehidupan perempuan – dari peran tradisional hingga partisipasi dalam dunia profesional modern. Keunikan ini menghindari generalisasi yang seringkali mengurangi kompleksitas pengalaman perempuan dan memberikan ruang bagi suara-suara yang seringkali terpinggirkan.

 

Kedua, pameran ini menekankan pentingnya ekspresi diri sebagai bentuk pembebasan dan penemuan jati diri. Seni rupa, dalam konteks ini, menjadi media bagi perempuan untuk mengungkap emosi, pikiran, dan pengalaman mereka tanpa filter atau sensor. Karya-karya yang dipamerkan bukan hanya objek estetis, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi yang kuat dan pribadi, mencerminkan perjuangan, kesulitan, kegembiraan, harapan, dan keberhasilan yang telah dialami. Melalui karya-karya ini, para seniwati tidak hanya mengekspresikan diri mereka sendiri, tetapi juga memberikan suara bagi perempuan lain yang mungkin memiliki pengalaman serupa.

 

Ketiga, pameran ini secara tegas mengakui dan menghormati peran penting perempuan dalam masyarakat Indonesia. Karya-karya yang ditampilkan mungkin merefleksikan peran tradisional perempuan, namun juga menunjukkan evolusi dan perubahan peran tersebut seiring waktu. Pameran ini bertujuan untuk menghargai kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, dari domestik hingga profesional, menghormati kekuatan dan ketahanan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan. Pameran ini menjadi bukti nyata bahwa perempuan telah, dan terus, memainkan peran penting dalam membentuk budaya dan peradaban Indonesia.

 

Keempat, kolaborasi antara KOMPPI, Antara Heritage Center, Jala Art Bekasi, dan dukungan dari Album "Marikupeluk" Retno Pamedarsih menunjukkan komitmen kuat untuk mempromosikan seni rupa perempuan dan memberikan platform bagi mereka untuk berbagi karya dan visi. Kolaborasi ini melambangkan solidaritas dan kekuatan bersama dalam memperjuangkan pengakuan dan apresiasi terhadap seni rupa perempuan, sekaligus menunjukkan bahwa upaya kolektif sangat penting dalam memberikan ruang dan pengakuan bagi perempuan di berbagai bidang.

 

"Apresiasi Kehidupan Wanita" bukan hanya sebuah pameran seni, tetapi juga sebuah pernyataan yang kuat tentang kekuatan, ketahanan, dan keindahan perempuan Indonesia. Pameran ini mengajak penonton untuk merenungkan peran perempuan dalam masyarakat, menghargai kontribusi mereka dalam membentuk budaya dan peradaban, dan mengakui kompleksitas pengalaman mereka melalui lensa seni rupa yang kaya dan inspiratif. Karya-karya yang dipamerkan merupakan bukti nyata dari keberagaman dan kekuatan perempuan Indonesia, sebuah warisan yang harus dihargai, dirayakan, dan diwariskan kepada generasi mendatang. Pameran ini menjadi tonggak penting dalam upaya untuk memberikan pengakuan yang layak dan menghormati kontribusi perempuan dalam membentuk Indonesia yang lebih baik.


Jakarta, 14 April 2025


Erna W.Wiyono - Jurnalis, Penulis, Pelukis, Creative Director Program, Indonesia Dancer, Founder, Project Leader, dan Konselor untuk SEMANTIK.

Posting Komentar

0 Komentar