Mauliya Nandra Arif Fani
Harumnya Bunga Layu
Alangkah senang dan hati gembira
Kalau si sabit datang dan berkata,
“duduklah kalian dengan segala rasa
Menikmati harumnya duri tulang kalian
Sehabis mandi di lautan”
Kini tak ada bunga mekar
Dapatkah kau dengar
Hujan itu sampaikan rinduku?
Kita pernah berkubang kelakar
Melampaui batas tanah untuk membangun sebuah kubu
Bercumbu di puncak sendalu
Merubah tangis menjadi tawa
Tapi apalah dinanya
Semua itu khayalan kita
Kini kulihat kau dibalik tirai moyang
Berlari terus mengejar yang kau mau
Hendak dikejar ke mana?
Takdir sesaat dalam perahu yang sama
Yang kini berlayar di pantai keluarga
Banjarnegara, 2017
Mauliya Nandra Arif Fani
Kabar Dimensi Rindu
Ketika purnama dibiaskan
Oleh bergantinya musim
Aku telah menapaki
Jejak kenangan abadi
Masihkah kuat dengan dimensi rindu?
Melebihi lelehannya
Dari sekedar pasang matamu:
Tebu yang mencair
Di antara kepingan darah
Yang merubah warna-warni
Asam dan basa nafas
Embun di pagi yang buta
Aku ingin berayun (lagi)
Memegang erat tubuhnya
Pada gagang kayu biru
Kala disapa angin yang lembut
Hingga detik seribu
Setelah bosan dari bermain,
Aku kembali ke kamar
Menemui rak bukuku
Yang terjajar barisan
Kokoh di dalam kotak
Aluminium serta perak
Mengkilat cerminnya,
Dari permata perut bumi
Katakan padanya, buah delima
Lalu merah padam kunci besinya
Purwokerto, 2 Maret 2019
Mauliya Nandra Arif Fani
Meraih Mega
Di dalam lautan
Wajahmu tenggelam
Membelai lembut bayangan diriku
Dalam cermin
Yang pecah
Kala kau tatap
Aku masih riuh
Dalam angan-angan
Jendelaku masih terbuka
Walau sedikit
Ranting dan dedaunan
Melambai merayuku
Aku terpikat tarian bianglala
Berdesir lembut di atas angin
Di bawah mega
Yang menampakkan cerahnya
Sehingga bahagiaku abadi
Purwokerto, 21 November 2018
Mauliya Nandra Arif Fani
Tanpa Makna
Sampai hari ini
Sudah berapa banyak
Larik penipu yang kau makan
Bahkan bait-bait kosong
Tanpa rasa,
tanpa bumbu-bumbu menyedapkan
kau makan sekali suap
Yang diramu dengan balutan ironi
menjadikannya hiperbola tanpa batas
takka kenyang perutmu
oleh rangkaian sajak?
Dengan segala kebohongan
jadilah racun bagi darah
dan tulang rusuk belakang
Sudah cukup kau tenggelam
dalam lautan makna tanpa kebenaran
Purwokerto, 23 Oktober 2018
Mauliya Nandra Arif Fani
Tentara dan Roti Sobeknya
Ada dua ksatria lengkap dengan segala tentaranya
Tombak dan bambu runcing menjadi teman setia
Riuhnya bom nuklir tak mampu kuhindari
Pelurunya tersebar di seluruh penjuru negeri
Negeri kecil di tengah sel darahku
Berebut tahta dan kekuasaan di lumbung yang sama
Bersama roti sobek di pagi harinya
Terlihatlah menawan dan gagah
Para perkasa dari jauh-jauh nusa
Merebut hati pusaka lama
Akankah suatu saat termiliki?
Satu tahta saja di singgasana
Aku kasian melihat mereka
Perang melawan pedang yang menusuk
Mencabut duri hati yang tertusuk
Merebut benteng tertinggi hingga takhluk
Sampai dunia pun tunduk
Pada insan yang sudah lama mengamuk
Masjid IAIN Purwokerto, 10 Oktober 2018
Mauliya Nandr Arif Fani
Tentang Mahasiswa Pemberani
Wahai kalian,
Perindu kemenangan
Yang bebas dalam gerakkan
Turun bersorak di jalanan
Melantangkan syair-syair kedamaian
Mengantar tangisan kecil tanda sirna kemerdekaan
Di sebuah negeri yang kaya bambu rotan
Permadani hijau menggulung lautan
Tiada habis sawo matang di hutan
Pasirnya pun menyimpan kekayaan
Kubuka tirai kayu di sebalik senapan
Berjuta umat terluka kelaparan
Namun yang di atas hanya merawat perawan
Hanya kita yang akan melapangkan
Bersama kitab-kitab pembawa kebenaran
Mungkin kita hendak mati bersamaan
Melawan bahasa bebas kebohongan
Kita punya berjuta perasaan
Rasa yang gandrung akan keadilan
Satu kata, “Pembelaan”
Purwokerto, 28 Oktober 2018
Mauliya Nandra Arif Fani, berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di IAIN Purwokerto jurusan Pendidikan Agama Islam. Ia juga tercatat sebagai anggota di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Beberapa karyanya pernah dimuat di simalaba.net, koran Kabar Madura, Tembi Rumah Budaya Yogyakarta (dibukukan dalam antologi berjudul Mata Air Hujan di Bulan Purnama), koran Radar Mojokerto, koran Radar Cirebon, dan buku antologi puisi seperti 100 puisi terbaik Lomba Cipta Puisi ASEAN IAIN Purwokerto, Antologi Pilar Puisi 5 IAIN Purwokerto, Lomba Cipta Puisi Rumah Kreatif Wadas Kelir, 100 puisi terbaik Lomba Puisi Nasional Antologi Kata, 250 puisi terbaik Lomba Puisi Sahabat Inspirasi Pena, serta telah menjadi juara 3 Lomba Puisi Nasional Event Hunter Indonesia dan berkesempatan melakukan kunjungan sastra ke Singapura.
No. HP: 085726377842
Alamat Email: mauliya.nandra@gmail.com
Facebook: Mauliya Nandra Ariffani
Instagram: @mauliyanandra
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313