Rintik Rindu di Langit Biru
Pandang tataplah langit biru
akan puan jumpai rintik rindu yang sudah kutitip
pada-Nya. Setiap doa setiap pinta
:selalu ada untaian kata tertuju
aku tak berharap banyak dari rintik rindu
cukup aku saja, cukup aku yang tahu.
Rintik rindu kali ini telah membeku:
tak lagi menguap tak lagi memberi ucap.
Rintik rindu seperti guguran daun,
setiap saat selalu jatuh membelai akarnya.
Bersenang lah, sambutlah damai
yang kusemai bersama nyanyian rinai
Rintik rindu, jaga dirimu
jangan main terlalu jauh.
Kalau kau jenuh, silahkan mampir dimari:
di hati. Hati ini tempat yang nyaman
untuk kau kunjungi.
Sajak Hujan
Dingin. Hujan kembali membasuh.
Mengingat peristiwa gigil ketika
itu. Saat di mana kita berteduh.
Di balik bulir hujan, kuamati
senyum dan wajahmu dalam diam.
ada gurat kecewa, seolah berkata:
“Hujan ini lama. Baiknya kita
terobos saja. Aku lelah menunggu.”
Aku pun takut dan membisu.
Aku datang membawa luka;
pergi tanpa kata. Maafkan,
aku padamu bagai abu di atas debu.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313