Debu
HENDRIANTO
Senandungmu membangkitkan amarahku
Setiap hari menggelegar di telinga
Kuingin marah melampiaskan, tapi... tak ada daya di sini
siapa diri ini, hanya debu di atas abu
Oh, suara nyanyian sang penguasa
merdu dan elok didengar oleh sang penista
Kapan, kapan, entah sampai kapan
Hati berteriak menjerit, tetepi mulut terkunci melilit
Fitnah bertaburan, diiringi manis pujian
Cibiran berperan, cacian mematikan angan
Pangkat berkuasa karena dusta merajalela
Dimanakah kau sayang
Di manakah kau yang kurindu
lihat dan dengarlah tangis kehilangan dariku
Aku rindu keadilan yang sudah lama lenyap ditelan sang penipu.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313