PUISI LINTAS ASEAN
Kurnia Effendi:
SEPUCAT KABISAT (1)
Ingin kularung dosa-dosa ini
pada arus pertama sungai
menuju kuala pengampunan-Mu
(Menjelang komari menggambar
sepertiga garis tepi wajahnya:
tipis dan samar)
Namun, tangan-Mu lebih dulu
memercikkan renik mahkota yang
tak mampu kami pindai wujudnya
Sekaligus nasib kami dihamparkan
pada kaldera mahaluas. Seolah Engkau
memberi isyarat: bukan kasta, bukan
marka, bukan mantra, yang membentuk
manusia
Ingin aku tunduk dalam segala takut
Berharap sebelum habis waktu
ada yang gugur dari jelaga jiwaku
Biarlah aku sepucat kabisat dan
pingsan sebelum tiba di beranda-Mu
Jakarta, 2020
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313