Selingkar Bumi
—semesta tak lupa berubah bentuk
di tepi zaman, kita seperti dibikin cengang
oleh lelampu dan segala kisah ragu.
selalu ada yang menduga perihal bau perubahan
ada pula yang mengira kita bakal dicekik
oleh tangan zaman, lantas orang-orang
merutuk di kolong langit seraya menghardik
semesta yang menjadikannya hangus
di ubun zaman, kita semisal insan yang
dikemas malas sebab cuma dengan ‘klik’
segalanya bisa dipeluk-kecup.
barangkali kita mesti jadi api yang
menciptakan kasih mahaunggun
dan mungkin kita mesti jadi air yang mencipta
alir, lalu orang-orang bersisian
dengan zaman, tapi tak saling sikut
seperti halnya maut yang sulut
di zaman yang koma, tapi milenium ini
kita mesti jadi sepasang warna yang melukis
dengan rona bianglala, bukan sewarna
luka yang mencipta harapan abu.
mestinya kita jadi angin yang sedekah
napas ingin di dada semesta, kemudian
orang-orang hidup karena cinta.
2020
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313