1. DALAM PUSARA ADA CERITA
waktu yang menyeret usia
dalam sunyi menuju keabadian
ada nisan menjadi saksi
tangis menetes dalam kenangan
ketika engkau masih ada
menebar cerah dengan senyum
banyak diam dan sedikit bicara
penyempurna sudut meja
berpadu antara cerita dan canda tawa
kini kopi di cangkirmu telah dingin
tak bisa kau teguk sisanya
biar menguap di udara
tinggal tersisa suara
dari puisi-puisimu
yang terus bergema
dalam kenangan antologi bersama.
selamat jalan sahabat
menuju ruang abadi
kelak jika bosan tidur bersama bidadari
datang rindu untuk membaca puisi lagi
jika ada dosa menghadang kita
lantangkan puisi tentang ampunannya lebih besar dari segala.
sampai jumpa lagi,
telah usai sakit dan nyeri
jiwamu terbebas dari belenggu ragawi.
Madiun, 2020
2. PERJALANAN BARU
apa yang menjadikan matahari enggan tersenyum.
sementara jarum jam telah meninggi.
ia bermalas-malasan, masih bermain dengan bunga tidur
yang meluapkan tsunami,
menghantam pulau-pulau harapan
yang ia susun menggunakan cetakan nampan doa
dan gundukan pasir intan yang diwarisi dari nenek moyangnya.
jarum jam semakin meninggi. seribu ton menjerat kelopak mata.
bukankah pagi adalah berkah kehidupan
yang mestinya disyukuri karena nafas masih ada.
tuhan masih menunggu hambanya untuk bersyukur,
lalu memberikan nampan berisi emas yang terpancar
dari senyuman umat manusia,
terpancar di ruang-ruang kantor,
di jalan-jalan, toko, pasar, dan menjadi lengkung pelangi
yang mewarnai langit seperti usainya badai sepanjang malam.
bergegaslah dan bangkit dari kesedihan
Yang pergi tak benar-benar pergi
(Untuk keluarga semoga diberikan kesabaran dan kekuatan)
MADIUN 2020
3. MASIH ADA HARAPAN
api dalam jiwa meredup,
ada ketakutan untuk memulai mengayuh gayung.
ketika air bergerak maka angin pun ikut bergerak,
kemudian tanah juga bergerak hingga menemukan api.
namun air tetap tak bergerak,
ada dosa yang masih tertinggal di masa depan,
dosa tentang pikiran
yang belum menemukan harapan.
ayolah, kamu pasti bisa.
pasti bisa melampaui pagi ini.
esok hari tak perlu dihitung-hitung lagi,
sebab kematian adalah keniscayaan.
sedangkan kehidupan adalah anugerah.
yang tak semestinya kau pikirkan
sesuatu yang belum dianugerahkan kepadamu.
sebelum jam-jam di dinding itu meleleh,
menjadi karet yang sangat lengket dan menjerat langkahmu.
maka bergegaslah angkat gayung itu,
alirkan air hingga tergeraklah udara,
tanah, dan api dalam jiwamu.
(Untuk seorang kawan yang sedang mengadu nasibnya di Jakarta)
MADIUN 2020
4. KEMATIAN
roda-roda berputar, menelusuri takdirnya
menuju ruang-ruang kerja. dengan hari yang tak lagi sama.
semua orang hari ini memakai topeng,
topeng yang berbeda dari sebelumnya.
topeng yang lebih jujur karena mereka merasakan
diawasi lebih dekat oleh sang kematian.
topeng yang sebelumnya adalah topeng senyuman
yang dibalut kemunafikan.
kematian adalah kejujuran yang paling jujur,
ia datang tak terikat waktu dan pergi tak mau menunggu.
kematian membuat manusia mengerti
arti hidup yang sebenarnya.
apa yang mereka miliki akan sirna
dilahap oleh keserakahannya sendiri.
sedangkan mereka yang membuang segalanya
akan memiliki semuanya.
MADIUN 2020
5. PERJUMPAAN ABADI
memang manusia sulit lepas dari jerat keserakahan.
selalu merasa dirinya paling mulia
dengan cara berbagi pada sesama.
merasa dirinya lebih bahagia dari yang lainnya.
segala yang berlebihan menjadi jurang penderitaan
pada saatnya tiba.
penderitaan ketika tak ada pujian dan sanjungan.
penderitaan ketika tiba saatnya semakin dekat berjumpa kematian.
sementara mereka yang merindukan kematian
tak pernah merasa kehilangan.
penderitaan berasal dari harapan,
seperti oksigen yang menghidupkan
namun juga oksigen pula yang menuakan
hingga mematikan.
lalu apa sebetulnya yang kukayuh,
apa yang membuat rodaku berputar.
Sejatinya hidup ini memang fana kawan.
MADIUN 2020
6. SEBUAH TAKDIR
burung-burung yang bertengger di kabel itu
mulai menggeleparkan sayapnya.
mereka tak mau pagi menghancurkan rencananya.
semalam ai telah berdoa pada tuhannya,
dan pagi ini meninggalkan jejak kotoran di jalan raya.
berasa sial atau merasa beruntung orang yang terkena,
adalah hati mereka sendiri yang bisa menjawabnya.
setiap orang akan menemui takdirnya,
sebuah makna akan tergantung
pada waktu kejadian dan firasatnya.
MADIUN 2020
7. DIALEKTIKA
burung itu terbang dan menghilang
ditelan silaunya pagi.
menjemput takdirnya sebagai pemangsa serangga.
tak pernah ragu akan jatah rezeki yang diberikan tuhannya.
berbeda dengan manusia yang selalu ketakutan
pada esok hari.
ketakutan akan rencana-rencana yang ia buat sendiri.
bukankah tuhan telah mengatur jalan hidup kita
dengan membisikkan kata-kata
dalam otak bawah sadar kita.
setiap jiwa adalah semesta,
ia memiliki warna,
yang terpengaruh dari apa yang dipikirkan
dan apa yang dibicarakan.
ketika manusia yang bernyawa tak lagi bicara,
maka itu sudah bahaya.
tak ada lagi dialektika.
MADIUN 2020
8. BUKAN KABAR DARI CORONA
virus itu semakin merajai dunia,
bukan karena keganasannya.
namun karena ia menjalar dari jari-jemari
menuju pusat menara berita.
menghantui setiap nyawa yang tak mau pulang ke rumah di surga.
bisnis ketakutan menjadi komoditas yang menjanjikan.
betapa mudah mengendalikan manusia dengan ketakutan.
setidaknya ada cara yang ampuh
untuk mengendalikan suara-suara yang berserakan.
entah sampai kapan drama ini berakhir.
mungkin kampung halaman kita
telah merindukan canda tawa dengan sajian makanan desa.
kini rindu itu menjadi jurang pemisah,
kepulangan adalah bencana,
kepulangan adalah kematian.
kepulangan adalah sesuatu yang berbahaya.
sungguh dunia telah berubah.
bumi ini menjadi teramat kecil,
dengan ukuran sepetak layar laptop atau ponsel.
Sampai tiba kabar kepulanganmu
Kabar yang ternyata untuk pergi lagi untuk selamanya
Namun bukan kabar dari corona.
MADIUN 2020
9. PEMAKAMAN
pohon cemara menjulang tinggi dalam musim kemarau,
daun-daunnya rontok menutupi tanah.
yang gugur akan terganti dengan yang lahir kembali.
kematian bukanlah kesia-siaan,
karena tak ada sesuatu yang sirna begitu saja,
hanya berubah wujudnya.
yang menjadi suara akan berubah menjadi tembok perkasa,
dan yang perkasa akan runtuh oleh suara, begitu seterusnya.
hujan datang untuk pertama kalinya.
menghapus dosa-dosa kemarau dan menyemai doa-doa embun pagi.
dalam rinai hujan ada rindu yang terselip
bagi orang-orang yang sabar menunggu.
sejenak melupakan waktu yang membuatnya tergesa-gesa.
bahwa ketika kita berhenti bukan berarti tak bergerak.
sebab tak ada sesuatu yang tak bergerak,
bahkan tumbuhan pun bernyanyi,
tanda bahwa hatinya juga berdetak.
Menyaksikan sebuah batu nisan yang memeluk sunyi
Tertulis namamu dan tanggal
Yang mencatat waktu sebuah perjalanan baru
Sampai jumpa lagi sahabatku
MADIUN 2020
10. SAMPAIKAN SALAM UNTUK TUHAN DI SURGA
bila esok masih ada,
itu makna anugrah bahwa peran kita masih belum tuntas di dunia.
sebagai lakon yang harus menjalani takdirnya,
menyemai kebaikan atau kerusakan
adalah buah dari pikiran dan keadaan.
semoga kita semua diselamatkan, dari siksaan.
bahwa jika surga itu ada,
bukan hasil dari terkumpulnya pahala.
sebab sang maha adil tak mungkin salah menghitung,
tak adil bila hidup 80 tahun berbuat baik di dunia
diganti setara dengan kemewahan surga selamanya.
semua tergantung dari bagaimana cara kita
membuat tuhan terharu dan bangga
pada langkah-langkah kita ketika melakoni ujian
dan cobaan dunia.
MADIUN 2020
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313