Diam dari Duka
Suatu hari, aku berdikari dengan hati yang melandasi utasan sunyi
Di rimba yang bernapas nestapa, sepasang duka dengan sayapnya meronta bahagia
Lalu, aku duduk bertongka kata-kata dogma dari tuan tanpa nama
Dia berpedang atma yang isinya dua mata tajam untuk menikam sesiapa punya nyawa
Barangkali rimba ini tak puas akan rasa hampa yang aku tuai di tiap masa
Suka sekali ia melintasi hitam jembatan di hati yang membangun kokoh peradaban mati
Ah Tuhan, dari ini aku meminta barang sedikit jua senyumMu untuk menghendaki arah berterang cahaya
Menapak di semestaMu adalah susur agung yang menyisip luka
Sunyi di jalan-jalannya seolah menghampar terjal tanpa akhir,
semu
pilu
sendu
Jadi, aku diam-diam saja dari cengkram badai di dada
Batang, 26 Februari 2022
Amanina Rasyid Wiyani nama lengkapnya yang diberi orang tua tersayang sejak enam belas tahun yang lalu. Ia lahir tepat tanggal 23 Oktober 2005.
Saat ini, ia akan mengusaikan masa remajanya di bangku SMA. Sebagai pelajar yang idealis dan kadang-kadang tidak realistis, ia bercita-cita untuk bisa melanjutkan studi ke University of Amsterdam Belanda.
Dalam beberapa waktu ini masih bertempat di Batang, Jawa Tengah.
Boleh menyapa lewat nomor WhatsAppnya yaitu 0882 2176 8487
Tidak memiliki akun Facebook, terbuka di Instagram @amanina.wiyanir
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313