GONG GAMELAN
Wahai, gong gamelan, ruang sepi
selalu berdiri,
mendengungkan
tabuhan suara
pada telinga
yang kebanyakan tertutup
dinding batu-batu kepurbaan
lalu siapakah kelak
memainkan jari-jari,
memegang talu masa lalu dan kini
meliukkan pinggul hari dan malam,
bersama gerak kaki jam
kepada panggung tak bersandiwara
: singkap tirai sunyi
Wahai, gong gamelan, ruang wayang
selalu berdiri,
dikekakuan
mendendangkan musim tanpa kecak
yang meriang,
kesurupan,
perapian dupa.
Dan kita sendiri
tak pernah merubah wajah
selalu menjadi topeng
di balik layar
pun di belakang panggung
kita –seperti mereka jua-
lebih banyak mengernyitkan kening
tanpa mata hati
angin hanya lalulalang
Wahai, gong gamelan, ruang padepokan
selalu berdiri,
takpernah berhenti
mengejakan ayat-ayat tasbih
yang sudah dititipkan Tuhan
mulai denyut nadi
mengalirkan darah nikmat
tak bermusim, selamanya
sebelum dawai diputus
dijalan-Nya
//ajarak/28.01.22/11.28/pgt.tanbu//
) gong dan gamelan adalah alat musik tradisional
Andi Jamaluddin, AR. AK. Lahir di Kotabaru (Kalsel) 14 Februari dan bertempat tinggal di Pagatan Kabupaten Tanah Bumbu sebagai tanah kelahirannya, mulai aktif menulis sejak awal 80an, terutama puisi dan cerpen. Berkali-kali menjadi pemenang sayembara penulisan naskah buku yang diselenggarakan Pusat Perbukuan Nasional, baik di tingkat provinsi maupun nasional. Sudah melahirkan puluhan kumpulan puisi tunggal maupun antologi bersama. Menerima hadiah seni dari Gubernur Kalsel Tahun 2012, Hadiah Seni Astaprana dari Kesultanan Banjar Tahun 2016 dan Anugerah Seni dari Bupati Tanah Bumbu Tahun 2018. Sekarang tinggal di Jalan Karya II RT.03 Desa Batuah Kec. Kusan Hilir, Pagatan, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Hp./WA 082253446580. Fb. Jarak Fajar.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313