Lubet Arga Tengah
SALEM
14 kilo meter ke barat dari kertosari
setelah jembatan landangan jalur pantura
ada salem di kiri jalan tempat pakus udang
di situ patimah memanjat pagi sebagai masa depan
meski tak ingin tahu tentang musim tebu
atau apakah laut sedang surut-pasang
ia tak menoleh demi meluruskan hajat
agar tidak tertiban lapar dan hutang
Sebab patimah dan suaminya juga ingin pergi
ke pasar tiap pagi seperti tetangganya
membeli kacang, tomat, ikan atau apa saja
maka penanggalan dipangku ketika ingin melihat
rute jalan apakah merah, hitam atau hijau
sampai warna itu melilin di matanya
dan tak bisa lagi tertawa di tempat umum
Patimah kerap menyembunyikan dagu ke ketiaknya
seakan tak berdaya menerima pertanyaan
selain sekawan dalam mencari upah
sebab suara tangis yang telah digelar
hampir seluruh air matanya bergentayangan tiap malam
menjelma anaknya yang kesepian pergi-pulang ngaji dan sekolah
“Salem, salem ya salem”
begitulah doa patimah yang dipanjatkan dari pagi sampai sore
sampai punggunya bertangkai menjulur ke suaminya
yang sedang kencing manis di rumah
2021
Lubet Arga Tengah, lahir di Sumenep. Alumni Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya. Suka menulis puisi dan skrip pertujukan. Puisi-puisinya dimuat di koran, media online, dan beberapa antologipuisi bersama. Saat ini sebagai tenaga pengajar di MI Salafiyah Syafiiyah dan SMK Khamas Asembagus. Pengelola Komunitas Sastra Krajan. Domisili di Kp. Krajan RT/RW 003/001 Kertosari Asembagus Situbondo. Email: lubetkarya@gmail.com
FB: lubetargatengah
WA: 0822 1182 2722
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313