Tiga Irama Candu
_kepada YB_
Puisi Mario D. E. Kali
Mungkin tak terbilang lama
Sudah tiga tahun berlalu,
Kau saja selalu tiga irama
dalam melodiku:
Kopi,
Ingin aku menjelma udara
berembus aroma kopi
penuhi ruang tamu rumahmu hingga masuk ke relungmu
sekadar melihat cantik alami setiap saat kau bangun pagi
menatap mata sayup terbuka, rambut ikal terurai, bikin aku terbuai, dan aku amini bahwa bibirmu adalah kecup paling ranum di antara para wanita, yang menyentuh cangkir puisiku.
Puisi,
Aku ingin menjadi Kau dalam suka dan duka
Saat dingin maupun membara
Saat air maupun udara
Saat segalanya ada dan tiada
Sampai tak terhingga
aku dan kau melebur menjadi Kata.
Cinta,
Sebab di antara kitab-kitab kebijaksanaan para nabi
Telah diwariskan juga kidung paling agung
Amanah paling mahsyur, hukuman paling manjur
kepada Gembala yang berani mati dan bangkit lagi
juga yang kini terdengar melalui instrumen favorit kita, lagu-lagu nostalgia, nyanyian semesta, doa para janda dan fakir
dan di dalam segala yang pada mulanya tercipta hingga pada akhirnya kembali kepada Ada.
Aku masih saja candu padamu.
(Inerie, Februari 2022)
Mario D. E. Kali, lahir di Kinbana, Belu, Nusa Tenggara Timur. Saat ini berdomisili di Sewowoto, Inerie, Ngada dan mengabdi sebagai tenaga administrasi sekolah pada SDI Sewowoto. Mulai tekun menulis puisi dan cerpen sejak di bangku kelas 11 SMA sampai saat ini. Buku puisi pertamanya berjudul "Tanda Mata" (Teras Budaya Jakarta, 2020).
No WA_ 082145392519. Facebook_ Mario Kali
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313