Pertemuan dengan Juli
Oleh: Siti Nur Aisyah
Kali pertama: kulihat kau
Aku terbata menerka waktu
Matamu, matahari yang merosot di ufuk barat
mencair, lalu larut di punggung awan
tinggalkan sedikit jingga pada cakrawala
Kali kedua: Aku mengenal engkau
Tungkaimu mengayun singkat di jalan setapak sunyi
Rumput liar bermandi embun, hijau pagari lajur langkah
Tanah penuh lacah, menambah inci alas kaki
Pepohonan menjulang gapai sisi langit
Dari celah dedaunan, mata-mata mengintai
meniti setiap tapak nan terjejak
Di atap-atap rumah, burung-burung gereja hinggap
Melompat-lompat, saling bercicit dan bersenda gurau
membuang rasa hati nan risau
Kali ketiga: Aku memahamimu,
Kau kata, waktu adalah sesuatu yang tak kau tunggu
Sebilah logam adalah dosa yang kau genggam
menyayat sepotong daging merah darah
Yang meleleh, alirkan anak-anak sungai air mata
bermuara ke dalam mulutmu
menguncinya dengan kubangan asin
mengkristalkan si garam bola mata, mencekat tenggorokan
bersebati dengan asam dan luka dari corong dada
Kali ini,
Cahaya makin susut, matahari terpuruk dalam perut raksasa
Kau kian berkawankan diam
Saat tatap bertemu, kita tahu:
Legam tak bisa redam
meski beribu kunang-kunang
mengepung dalam malam
Pekanbaru, 23 Februari 2022
Siti Nur Aisyah. Alumnus Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau. Masih sangat hijau dalam dunia menulis. Bergabung dan belajar menulis puisi di COMPETER INDONESIA. Lahir dan menetap di Pekanbaru. Dapat dihubungi melalui WA: 0821 7542 2913 , Facebook: Siti Nur Aisyah, dan Instagram: @sn_aisyah62.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313