MENUANG BABAD LELUHUR
Kususur kelam pelataran Stasiun Tugu
Berselimut lengang desah kereta melaju
Setumpuk batik terkantuk dalam gigil
Menanti kenang pelukan remis
Fajar menggeliat pada dahan kehidupan
Ketika sebuah tangan mengaduk harap
Ia hirup wangi baka babad lawas
dari canting yang menggores mantra leluhur
selendang kawung menangkup dada yang ringkih
Jemarinya ngiseni lakon pusaka kakek moyang
ke penjuru mata angin titian dewata
ngelir wiracarita getar-getar purba Ngayogyakara
ritmis klonengan singkap tabir mistis
rambut menua bergelung sahaja akhiri ngolowong
ia celupkan asa kala nyoja mulai lembayung
nglorod berkah keselamatan disepuh abad
Jogjakarta, 15 Februari 2022
Tri Wulaning Purnami, lahir di Madiun, 4 Maret besar di Surabaya. Saat ini tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur. Alumni Pascasarjana UNESA ini telah melahirkan buku tunggal antara lain Berperahu Rindu (Beta Aksara, 2018), Ketika Cinta Memilih Hijrah (Media Guru, 2019), Istri Kedua (Beta Aksara, 2019), Ketika Matahari Tak Lagi Terbit di Matamu (Kanaka, 2022), serta puluhan antologi atau karya bersama. Fb/Ig. Tri Wulaning Purnami. Email: wulanpurnami312@gmail.com Hp. 08155159811
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313