Tubuh-Tubuh di Rumah Temaram
Oleh: Wilda Hurriya
Bayi lima bulan menyesap air susu ibu yang mengering
terkuras luka batin dari akar dusta dan berbagi tubuh
lelaki yang dibanggakan, sumber benih dan darah
dari ketiga anak lucu tak berdosa
Redup hati seorang istri dan ibu
memalamkan rumah yang temaram
rengekan bocah merindu pelukan ayah
yang tak jua pulang, tak reda kembali
tersesat di rimba gairah
jingga membara di belahan dada
kaki-kaki kecil berlarian
menuju bingkai pintu yang mulai lapuk
digerogoti rayap asa
hanya ada angin menyapa angan
debu harapan menempel pada keringat basi
mata-mata lugu mengemis kasih
pada cerita manis yang tertinggal di bumi kenangan
Mampukah gemerlap lampu kota
membagi cahaya ke celah rumah
karena suami dan ayah itu
tak lagi menanya perihal tagihan listrik
lilin pun melelehkan nyawa bayangan
Sanggupkah tubuh-tubuh lemah
di rumah temaram itu
menggapai bintang dan menyerap sinar
menerangi sudut ruangan yang berlumut
memberi energi untuk sapa mentari
membeli susu dan sarapan roti
Jakarta, 24 Februari 2022
Wilda Hurriya. Berdomisili di kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat ini sudah menerbitkan 10 buku antologi cerpen dan puisi. Puisi-puisinya bisa dilihat di blog pribadi wildahurriya.com.
kontak WA 081398066635 FB: Wilda Hurrya
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313