Dialog
muram gadis pelayan bar dengan lelaki pelaut.
Gadis
pelayan bar:
Bintang
rebah dipelupuk matamu.
Mari
kekasih bisukan malam ini.
Biarlah
kuingat engkau sebagai sesuatu yang kusebut mimpi.
Garismu
terpatahkan jauh dideraian ombak.
Yang
kau cintai hanya lautan.
Tak
ada jantung hatiku disana.
Biarlah
kuingat engkau sebagai kepakan sayap.
Yang
kukagumi dalam diam.
Dan
cahaya matamu,
Oh
cahaya matamu yang kugilai dulu.
Ianya
tetap tersenyum menatapku.
Biarlah
kulerai pelan-pelan .
Mari
kekasih lelapkan hati.
Tahun
berubah. Kita menua.
Engkau
bersendirian jua.
Lelaki
pelaut:
Cinta
adalah bulan bundar merah berkobar.
Diujungnya
tersangkut pandang mataku yang liar.
Kusembunyikan
dari kerling matamu yang mati.
Wahai
sayangku.
Cinta
adalah butiran hujan yang terlontar.
Dibulirnya
kusembunyikan rindu akan peluk yang utuh.
Dan
bulan bundar merah berkobar,
Kini
bercumbu dengan butiran hujan yang terlontar.
Kita
tak ada disana sayangku.
Biodata
penulis
Aini
niar, guru sastra inggris di sekolah menengah atas di rokan hilir, riau.
Menulis puisi dan cerpen diwaktu senggang. Beberapa karya mendapat penghargaan
dan dipublikasi dalam antologi. Cerpennya "TAMU" masuk dalam antologi
100 tahun cerpen Riau.
Kontak
penulis fb aini niar.
Whatsapp
085271141505
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313