Aku anak kampung
Tinggal di perkampungan kumuh
Ketika kudengar satu persatu
Para ulama di negeri kita tumbang,
Dibantai, dipenjarakan dengan masalah yang
direkayasa
Difitnah dengan keji,
Diadu domba bahkan diculik hingga tinggal nama
yang tersisa
Aku merenung diantara taman kampung
Antara rawa dan danau kering
Antara hutan belukar
Dan gunung yg meranggas
Antara bumi yang gersang
Diantara langit yang tertutup kabut
Apa artinya hidup
Tanpa keyakinan bersemayam di hati
Tiada habaib, tiada kyai
Tiada ustad, tiada santri
Tiada dosen agama
Tiada guru pembimbing agama
Dan tiada suara adzan merdu
Yang menggema
Aku mengutuk para penguasa yang dholim
Para tirani yang tak memiliki nurani
Para penegak hukum yang tak mematuhi hukum
Para oligarki yang ingin menguasai bumi Pertiwi
Dan para cukong asing yang tak tahu diri
Andai aku ular berbisa
Akan kuracun engkau
Hingga otakmu yang kotor
Hatimu yang keji
Mati
Andai aku burung pemakan bangkai
Akan ku cabik cabik engkau
Aku kuliti
Dan aku makan beramai ramai
Bersama anak cucuku nanti
Andai aku Dewa Zeuz
Akan aku tenggelamkan engkau
Ke dasar lautan yang paling dalam
Hingga menjadi santapan ikan ikan yang kelaparan
Tapi aku cuma anak kampung
Anak kampung yang tinggal di perkampungan kumuh
Ya..ya..yaa..
Anak kampung yang tidak berkuasa apa apa
Aku anak kampung
yang ditinggalkan
Orang orang kampung
Karena rumah dan tanah mereka telah dijarah para
oligarki
Aku anak kampung
yang dikelilingi virus virus covid mematikan
rekayasa tetangga sebelah
Yang berencana menjarah negeri kita
Aku anak kampung
yang dihimpit vaksin vaksin marketing canggih
produksi pejabat tinggi
Aku anak kampung
yang tercekik aturan BPJS hingga tak sanggup hidup
layak di negeri sendiri
Aku anak kampung
Ya...ya..yaa...
Aku memang anak kampung
Yang tinggal di perkampungan kumuh
Anak kampung yang setiap tetes darahku mewarisi
darah para pahlawan yang gugur dalam mengusir penjajah dari negeri kita
tercinta
Anak kampung yang setiap tetes darahku mengalir
darah perjuangan ketika ada musuh yang berniat mengacaukan dan menjajah
negeri Nusantara ini
Anak kampung yang setiap tetes darahku mengalir
darah perlawanan
Ketika ada penguasa dholim yang melakukan
kebathilan di negri NKRI ini
Akulah anak kampung
Pewaris negeri ini
Surabaya 5 Maret 2022 (BUDI ASH)
Narasi
Puisi ini terinspirasi dan kupersembahkan unt BPK
Anis Baswedan, sosok orang nomor satu di DKI Jakarta dan sekarang sedang
berjuang unt menjadi orang nomor 1 di Indonesia. Biografinya yg dari anak
kampung Kuningan, sederhana dan mewarisi darah pahlawan. Sosok yg bersahaja dan
perjuangannya yang mulia diantara carut marutnya kondisi Indonesia yg terjadi
saat ini tentu bukan perjuangan yang ringan, dari sini puisi ini mengalir
begitu saja
: BUDI
ASTUTI
Alamat: jln Mundu no 1
Tambaksari
Surabaya
60136
Jawa Timur
- Indonesia
Buku yang terbit: antologi Puisi bersama "
Dan digenggaman ini, mengalir Sihir" penerbit Bengkel muda Surabaya
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313