Monolog
Di Bawah Purnama
Oleh:
E.K. Purwaningsih
Sepasang
telinga sedang mendengar monolog dengan tema bertirai jelaga. Mungkin terlalu
tuli untuk memahami tangis pilu yang selalu menderu-deru. Sepasang mata raga
gagal menembus isi segumpal daging dalam rongga dada. Dia membias dengan
kata-kata yang terpancar dari bibir.
Berjalan
dengan terpincang, meraba sekitar agar tidak tersandung. Tatapan mata pun
tumpul. Cahaya purnama menembus jendela tak berdaun. Dalam remang tertangkap
mata ketiga.
Jalanan
ini terlalu panjang bagi si rabun yang nyaris buta dan telalu singkat bagi
seorang emetropia. Para pecinta kayu-kayu roboh dan besi-besi tua berhambur
saling beradu siku. Hanya demi peraduan yang nyaman di persinggahan.
Kaki-kaki
gajah menapak di punggung si kerdil. Sungguh malang nasibnya. Jeritan menggema
di telinga gajah tuli. Jiwa meronta, semesta turut murka. Apakah mata telah
membuta? Bahkan gunung menjulang pun muak hingga memuntahkan seluruh isi
perutnya, mengalir di sungai hati menganga.
Oh
Tuhan, perjalanan ini tak kunjung usai. Pertempuran yang Engkau kuasai lengkap
dengan hitam dan putihnya. Kepada putih aku ingin tertuju tetapi, hitam
senantiasa turut dalam laku. Kemudian kutemukan muaranya adalah
kosong.
Kediri,
1 Maret 2022
Biodata:
E.K.
Purwaningsih terlahir di Kediri pada tanggal 8 September 1987. Beberapa
antologi telah dia tulis. Salah satunya pernah menjuarai lomba puisi yang
diselenggarakan oleh Komunitas Penulis Pembaca Wattpad.
WA:
081335966900
Facebook:
Een
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313