“PIKNIKITA” (Himpunan Puisi dari Mantra) merupakan sebuah buku kumpulan puisi yang ditulis oleh Jauza Imani dan Kurnia Effendi".
Jauza Imani, bernama asli Nurhikmah Imani. Lahir dan tinggal di Bandar Lampung, seorang ibu dari dua anak laki-laki. Tulisannya tergabung dalam beberapa antologi bersama baik cerpen maupun puisi sejak tahun 2016.
Buku puisi tunggal pertama, Hujan Kau Selalu Begitu, terbit Maret 2017. Buku puisi terbaru kolaborasi dengan penyair Kurnia Effendi, Piknikita (Juli 2021), dan buku cerita anak Cerita Pertama Untuk Rara (September 2021).
Kini ia aktif di Dewan Kesenian Lampung, tergabung dalam Penyair Perempuan Indonesia, Komunitas Nulis Aja Dulu, Dapur Sastra Jakarta, Hari Puisi Indonesia, aktif menulis di Negeri Kertas serta beberapa komunitas sastra lainnya.
Beberapa buku karya Jauza Imani:
Buku Puisi: Hujan Kau Selalu Begitu (2017)
Buku Puisi: PIKNIKITA (2021)
Buku Cerita Anak: Cerita Pertama Untuk Rara (2021)
Antologi Cerpen Anti Korupsi: Peti Mayat Koruptor (2020)
Catatan Perjalanan: Amazing Bangkok (2016)
dll, (sebanyak 41 antologi cerpen dan puisi.
Sebuah rute—mungkin melingkar
Sirkuit dalam rimba atau peta yang tak terbaca
Hanya pada mulanya, hanya pada mulanya
Dua hulu sungai, dua serpih awan, dua mata angin
Dua yang terpisah oleh jarak kemudian menemu saat
Dua mata yang memandang lurus dan sakti
Kurnia Effendi, lahir di Tegal, 20 Oktober 1960. Telah menerbitkan 25 buku aneka genre (puisi, cerpen, esai, novel, dan memoar). Meraih penghargaan sastra Badan Bahasa melalui kumcer _Anak Arloji,_ 2013. Mencari Raden Saleh mendapat anugerah pustaka terbaik bidang puisi dari Perpustakaan Nasional, 2019. Karyanya yang mutakhir berupa novel yang ditulis bersama Iksaka Banu, Pangeran dari Timur (2020) dan kumpulan puisi Setelah Lima Belas Kabisat (2021). Tinggal dan bergiat di Jakarta.
Mereka berdua menuliskan sejumlah puisi dengan rujukan mantra yang disiarkan setiap malam sejak April hingga Desember 2020 melalui akun Facebook Jauza Imani. Mereka menyebutnya quote—yang kadang panjang kadang pendek—itu sebagai mantra karena dua hal: 1. Disusun mirip doa dan harapan sederhana; 2. Memberikan sugesti untuk selalu bersemangat mencipta dari hari ke hari. Nah, kenyataannya memang demikian, mereka saling memberi dukungan, masukan, ingatan, juga berbagai hal mengenai kehidupan nyata dan maya yang—dengan subjektif—mereka rasakan sungguh mendalam.
Setiap kali mereka hendak menulis, mereka menyebutnya akan berangkat piknik. Melalui “gerbang” berwujud gawai pintar dan laptop, mereka memasuki dunia wisata pikir dan batin. Baik berangkat secara bersamaan maupun di waktu yang berbeda. Kalau soal tempat … ya, jelas tidak dari satu rumah, mereka berada di lokasi terpisah, satu di Bandar Lampung, satunya di Jakarta. Namun demikian, bukankah langit mereka sama? Bumi mereka sama. Hasrat mereka sama. Dan akhirnya, wadah karya puisi mereka sama: Piknikita.
Buku karya Za & Kef
Judul: Piknikita
Penulis: Jauza Imani dan Kurnia Effendi
Penerbit: BASABASI
Tebal: 148 hlm.
Tahun: 2021
Harga : Rp 55.000,- belum ongkir
Penulis dapat dihubungi melalui email nurhikmah.imani126@gmail.com | akun IG @noenkyarane, Facebook Jauza Imani dan telepon/WA 08111222126.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313