Di
Coban: Pada Suatu Hari
Air
berlompatan dari udara
Menyergap
tubuh kita: seperti
Masa
lalu yang dingin
Menyeruak
di kepala
masing-masing
Pucat
matahari lungsur
Di
dedaunan. Angin melambai pelan
Mengelus
kegamangan kita
Yang
terpendam dalam diam
Di
sepanjang sungai ini
Kita
hanya pewarah bagi hari esok
Dan
bagi orang-orang yang berduyun
Menziarahi
pahit nasib cintanya
Maka
basuhlah lukamu di situ
Biarkan
yang murung
Terlarung
dalam riaknya
Yang
pergi sebagai kesedihan
Akan
berlalu sebagai kenangan
Yang
tumbang akan kembali tumbuh
Mengembang
dan bermekaran
Lalu
berjalanlah pulang
Sembari
mempercayakan nasib
Pada
entah kita berdua
Atau
entah bagaimana baiknya
Pucat
matahari mulai lesap
Di
dedaunan. Angin melambai pelan
Mengelus
kecamuk di kepala kita
Yang
terpendam semakin dalam
Setelah
ini, apakah kita
Sama-sama
menemukan alamat pulang?
Malang,
12 Oktober 2021
Alif
Raung Firdaus, penyair yang tinggal di Bondowoso, Jawa Timur. Saat ini sedang
menekuni dunia kepenulisan dan pertunjukan.
No.
Wa: 082323884859. Fb: Alif Raung Firdaus
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313