Puisi Isbedy Stiawan ZS |
UNTUK HH
ia dikenang saat benarbenar tiada
dan tak lagi kudengar suaranya
kecuali jejakjejak huruf tak terhapus
masih selalu diingat. begitu sekarat
mengingat namanya ketika ia tiada
mengenang kalimatkalimatnya
seakan segala amat dekat
seperti mengenal diri sendiri
alangkah pilu!
ketika sakit atau terdampar
tiada satu tangan menggenggam
begitu pedih!
ia kembali disebut juga kalimatnya
kenangan amat kental: sebuah kitab
buku yang tak pernah melupakan
tak pula mendustai jejak kita
10 Maret 2022
....
Isbedy Stiawan ZS lahir dan besar di Tanjungkarang, Lampung. Menulis puisi, cerpen, esai, dan karya jurnalistik. Karya-karyanya juga terhimpun di sejumlah buku tunggal dan antologi bersama. Pernah baca puisi dan diskusi di Universitas Leiden dan di universitas di Rotterdam, Belanda pada November 2025. Dua buku puisi pada 2022 ini telah terbit, yakni Nuwo Badik, dari Percakapan dan Perjalanan, Mendaur Mimpi Puisi yang Hilang.
Tentang proses kreatifnya dapat dibaca dalam tesis Pascasarjana Fitri Angraini, S.S., M.Pd., FKIP Bahasa dan Sastra Universitas Lampung, lalu diterbitkan buku berjudul Dunia Kreatif Isbedy Stiawan ZS (Fitri Angraini/Editor Maman S. Mahayana, Aura Publisher, 2017).
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313