MASIHKAH KAU DAN AKU BERTERIAK MERDEKA
Karya: Paschaelo ananta
“Bersihkanlah aku agar aku jadi murni
Basuhlah aku agar jadi putih melebihi salju”
Meski terlampau iman di negeri ini
Masih ada setitik darah yang kau dan aku genggam
Berselubung ego dan emosi, kita jejaki tanah nun permai
Dalam kesuburannya kita tepiskan penuai-penuai ladang
Dengan satu sentuhan kecil, mengalir luka tak terperih
Dari selongsong peluru kematian
Oh --- masihkah kau dan aku berkata tentang damai?
Ataukah bibir ini masih mengecupi cinta di sekujur tubuh yang kaku?
Setelah tanah permai kita sirami dengan darah tak bersalah
Membiarkan dedaunan menutupi, sebagai ganti kembang mewangi
Ah.. tanpa sembahyang layaknya iman yang digeluti bangsa ini
Jauh sudah hati ini, sirna sudah rasaku dan kamu perihal merdeka
Sampai hadir tanya dalam hati…
Merdekakah kita dalam luapan emosi, ego dan kuasa?
Dikala serumpun bangsa terpecah dari tanah yang berlimpah susu dan madu
Memang, selayaknya
Kau dan aku akan menjadi kita dalam doa, janji dan cinta
Tentang merdeka di ujung pusara kelak
Paschaelo Ananta adalah nama pena dari seorang putera Timor. Lahir di Pulau Timor di sebuah dusun kecil Halilulik 21 Juni 1994. Saat ini berdomisili di Atambua. Kab, Belu. Prov, NTT. Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat Teologi Widya Sasana Malang. Menulis buku Kisah-Kisah Insipirasi “Dalam Genggaman,” penerbit TANKALI, ISBN 623-7452-04-1. 2021. Sejauh ini aktif sebagai penulis lepas dalam rumah kompasiana https://www.kompasiana.com/ose dan Blog hatubela.blogspot.com.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313