CINTA MENCIUTKAN NYALI
: bagi diana kholidah
Fajar terkapar. Aroma keringat tajam menguar
Di antara lipatan sampir. Yang semalam sempat tertukar
Bergegas engkau keluar kamar. Membawa keping-keping syukur
Sebelum memeriahkan ritmis irama dapur
Menyiapkan menu sebelum kami didera lapar
Pagi mulai rekah. Keriuhan pun tiba-tiba pecah
Di antara beragam tingkah polah. Permainan para bocah
Mengacak-acak seisi rumah. Menjadikan daerah paling kumuh
Tapi dari celah bibirmu tak pernah menyembur sedesah keluh
Meski tubuhmu bermandikan peluh
Cinta adalah gulita. Terngiang katamu suatu ketika
Sempat kumenerka. Mungkin karena aku belum membuatmu bahagia
Tapi setelah kucerna. Kutemukan tafsir-tafsir makna sebenarnya
Betapa mencintaimu menyebabkan nyaliku kehilangan nyala
Sebab aku benar-benar tak berani melangkah sendiri tanpa
Belai lembut jemarimu yang kerap menjelma garis-garis peta
Jember, 2022
Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Alumni Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember (Unej). Prestasi kepenulisan antara lain: pernah memenangkan Juara I Lomba Cipta puisi Gus Dur yang diselenggarakan Pelataran Sastra Kaliwungu, Juara I Cipta Puisi Nasional Kategori Pendidik, Nyalanesia. Puisi-puisinya terpublikasikan di beberapa media cetak dan on line. Antologi puisi bersama antara lain: Ensiklopegila Koruptor, Puisi Menolak Korupsi 4 (Forum Sastra Surakarta, 2015), Ije Jela Tifa Nusantara 3 (2016), Negeri Awan (DNP 7, 2017), Negeri Bahari (DNP 8, 2018), Gus Punk (2019), Negeri Pesisiran (DNP 8, 2019), Perjalanan Merdeka (2020), Narasi Bait Waktu (2021), Neng Ning Nung Nang (2021), Mata Air Air Mata (2021), Berguru pada api (2022), dan lain-lain. Aktivitas sekarang selain sebagai tenaga pendidik di sebuah Madrasah juga bergiat di LESBUMI Jember.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313