pada jejak-jejak yang mengantarkan langkah kaki-kaki
perempuan hingga ke
ujung
sekalinya dunia, dua
kalinya pada antar kebaikan dikebirikan
adalah langkah yang
dirindukan ibu
'tuk menyusur
gersangnya peradaban
—apakah sekejam itu
dunia memperlakukanku?
katanya dengan air
mata berderai
kutahu ibu, dengan
segala nahasnya
tapi bukan sebab doa
tak diizinkan larung
kepada Tuhan, ia
meminta welas asih
dari bajingan-bajingan
mengintai takdir
dirusaknya dengan
tanpa beban pikir
di sepanjang jalan
hidupnya
kasak-kusuk disandera
dalam hatinya
dilepaskan dengan
ikhlas. tapi
muslihat hanyalah
pembawa kabar sebagian
dengan dentum dirupa
akhir
: nakhoda
apakah kelar hingga
denyar tak lagi hinggap?
betapa harap hanya
hirap di dasar sadar
di mana langkah kaki
ibu menyeberang
di situlah aku membaca
suratan
kehilangan
Probolinggo, 3 Maret
2022
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313