Di Jala Nelayan
Seekor Ikan Tak Pernah Bersedih
Oleh: Ilham Nuryadi Akbar
/ Ayat 1 /
Di jala nelayan,
debur ombak membawa keberkahan
menambus amis tulang belulang
sisik dan cangkang.
Di jala nelayan,
rindu-rindu datang bertandang
terbang dari santan dan jagung
sedari pagi hingga petang telah menunggu di balik tudung.
/ Ayat 2/
Di jala nelayan,
ikan-ikan tak pernah bersedih
tatkala sisik dan insang tanggal di ruas jaring
ikan-ikan hanya beringsut kaku
dengan mata tak terpejam.
Sembari termangu mengingat bijana di dasar lautan,
ikan-ikan tersenyum tentang takdirnya yang telah ditentukan
terpasung
demi menenangkan lambung kidung murung.
/ Ayat 3 /
Di jala nelayan,
semilir angin melimbungkan harapan
nun ke langit lapang tempat Tuhan memandang
di mana Tuhan meniup pergi dan pulang.
Setelah hari mulai petang,
nelayan berlabuh menapaki pesisir basah, berkata;
“Terima kasih, lautan. Tanpa ikan, keluargaku luruh dari senyuman.”
Sedang ikan-ikan berkelindan di atas sampan, litani;
“Terima kasih, nelayan. Tanpa jala, kami tidak dapat menemui Tuhan.”
Bekasi, 05 April 2022
Ilham Nuryadi Akbar, lahir pada 11 Februari 1995 di Banda Aceh. Saat ini sedang merantau ke Kota Bekasi Provinsi Jawa Barat. Buku pertamanya diterbitkan oleh Alinea Medika Pustaka dengan judul; Kemarau Di Matamu Hujan Di Mataku. Terpilih sebagai juara 2 pada Festival Penulis Cerpen dan Puisi Nasional. Beberapa puisi dan cerpen juga telah banyak terangkum pada belasan Antologi, juga media seperti; kumparan.co, ide-ide.id, barisan.co, negerikertas, tirastime, majalah elipsis, dll. Bergabung di Community Pena Terbang (COMPETER) – Indonesia. Instagram @ilhamfellow, Facebook @IlhamAkbar, Whatsapp 08111130295.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313