Puisi: Fauzi Absal
|
ANAKKU
Anakku
Ibu tahu
Dalam suatu kerusuhan
Bernama demonstrasi
Kau terjebak
Saling berhadapan
Gelora menggulingkan kebobrokan orang kuat
Dengan peluru
Yang hanya menjalankan tugas
Kau tertembak
Gugur...
Seperti awan kelabu
Segumpal cita-citamu
Dari rahim ibu
Berkelana di langit biru
Darah mudamu jadi taruhan
Suci niatmu jadi tumbal
Membendera berkibar-kibar
Dalam upacara-upacara
Demi tegaknya Sang Merah Putih
Ibu pasti pula
Luka jiwamu
Jadi helai-helai bulu
Sang burung garuda lambang negara
Terpampang megah di instansi-instansi
Juga di gedung MPR dan DPR
Negeri ini
Ya
Ibu merasa
Sekian tahun kemudian
Ibu baru merasa
Anakku
2022
Puisi-puisinya banyak dimuat di halaman Kedaulatan Rakyat Minggu, Minggu Pagi, Masa Kini,
dan Bernas. Cerpen “Di Bawah Kerdipan Bintang” dimuat di koran Sinar Harapan (Jakarta).
Beberapa puisinya juga ikut dalam antologi Tugu dan Tonggak, yang keduanya dieditori
Linus Suryadi Ag. Tahun 1970an begabung dengan Persada Studi Klub asuhan Umbu Landu
Paranggi. Buku puisi tunggal berjudul “Sepatu Ukuran Kupu” (2021)
Kini masih menulis puisi, melukis, beriringan dengan mengelola produksi sepatu dan sandal
di wilayah Tembi, Bantul, Yogyakarta.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024