akung membawa pena
masih menulis di waktu senja
pena akung ada pijar menyala
meski petang menyergap usia
akung sayang cucu-cucunya
mengajari mereka membaca dunia
mengajarkan kejujuran
dengan permainan seni peran
pada suatu ketika
ruang latihan tak bisa dibuka
anak-anak putus asa
semangat mereka terbentur kuasa
akung tak diam begitu saja
dengan tubuhnya yang renta
ia contohkan cara melompati rintangan
menaklukkan tembok kebebalan
ada yang anggap ini meresahkan
karena teater...
anak-anak jadi banyak pertanyaan
karena teater...
anak-anak jadi berani melawan
karena teater...
anak-anak melompati pagar aturan
atas tuduhan merusak etika
akung pun diberhentikan seketika
***
hari berganti…
akung masih membawa pena
dan tetap menulis di waktu senja
sering kali ortu mereka bertanya
"akung, kapan latihan teater lagi?"
akung hanya tersenyum bangga
terbit matahari di wajahnya
ketika cucu-cucunya membawa pena
berisi tinta cahaya
yang akan selalu meresahkan ketidakjujuran,
yang banyak pertanyaan pada ketidakadilan,
dan yang berani melawan kesewenang-wenangan.
2021
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313