Yanuar Abdillah Setiadi
Sesampainya di Pelabuhan Kemenangan
Pelabuhan Cahaya kian dekat
Kita mendayung amalan selama tiga puluh hari di Samudera Ramadan
Di tengah tekanan huru-hara gelombang hasrat yang berkecamuk
Guntur godaan sesekali menyambar langkah hingga goyah dan hendak terpelanting
Namun, keteguhan layar yang membentangkan iman siap menerjang segala badai godaan.
Dan tibalah kita di tepi pelabuhan kemenangan, kita bertemu dengan sanak saudara dengan nuansa rindu dan kesucian yang mencuci noktah dosa dalam perjalanan yang telah lalu.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
THR
Seperti menanti hujan dari langit
Setelah mendung mengungkung:
akan segera Jatuh.
Seperti menanti durian yang telah
masak pada batang pohon:
akan segera gugur.
Amplop disebar pada tangan anak-anak
merekahkan senyum pada bibir suci yang berlatih berpuasa
selama sebulan dan bergembira menyambut hari raya.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
Silaturahim
Menyambung seutas tali yang telah lama direnggang
Oleh jarak dan berbagai kepentingan pekerjaan.
Kini, kita saling menarik jarak
Memintal pertemuan yang dijahit atas asas kekeluargaan
Menjelma pertemuan selembut kain sutera
yang suci: pasca noda-noda dalam hati kita
gugur dipetik tangan-tangan yang saling maaf-memaafkan
dalam jabat tangan.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
Khong Guan
Ayah memberikan sekaleng Khong Guan sebagai THR ramadan.
Setelah aku buka,
ternyata berisi berbagai macam puisi JokPin yang masih renyah
dan siap disantap dengan setoples rengginang.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
Opor Ayam
Adonan ayam mengundang pertemuan di
meja perjamuan. Kuah santan kental merekatkatkan
hubungan yang kian renggang oleh jarak. Aroma
sedapnya menabuh-nabuh penciuman para anaknya
yang sedang merantau supaya lekas pulang.
Wajah-wajah riang saling menuang opor ayam dalam
piring-piring yang suci. Mengisi perut yang kosong
pasca keliling satu kampung untuk saling meminta dan memberi maaf.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
Takbir
Gema dilantunkan dipenjuru langit
Mengetuk pintu langit dengan takbir
Berbondong-bondong malaikat memeriahkan
malam kemenangan
Para insan berbaur dengan penuh keriangan
menuju masjid-masid menggelorkan rasa syukur
Malam menjadi riuh dalam haribaan takbir
yang memeluk erat kemenangan di malam
Perayaan.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi
Mudik
Ayah menyiapkan secangkir kopi
di depan teras rumah. Ia bersiap untuk bersulang
rindu dengan anak lanangnya yang telah lama
tak pulang ke rumah.
Setelah sekian lama menunggu, anaknya pulang
Tangis pecah dan air mata tumpah
rasa syukur berceceran di teras rumah.
Purbalingga, 1 Syawal 1443 H
Yanuar Abdillah Setiadi, lahir di Purbalingga, 01 Januari 2001. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto. Santri Pondok Pesantren Modern El-Furqon Purwokerto. Karyanya telah tertulis di berbagai media diantaranya; Majalah An-Nuqtoh, litera.co, tajdid.id mbludus.com, ruangjaga.com, sukusastra.com, gokenje.id, geger.id, metafor.id, lamanriau.com, lenggokmedia.com, morfobiru.com, labrak.co, maca.web.id. dan literasikalbar.com. Juara 3 LCQN Pena Artas, Juara 3 LCPN Komunitas Tanjungisme, Juara 2 LCPTN Mannera. No. Rek: BRI 6817-01-025174-53-6 (Atas nama Yanuar Abdillah Setiadi), Wa: 085865771853, Facebook: Yanuar Abdillah Setiadi, Instagram: @yanuarabdillahsetiadi
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024