Puisi
Pulo Lasman Simanjuntak
PUISIKU BERENANG DALAM LUMPUR SAWAH
inilah peta perjalananku
yang gemar bersetubuh
dengan hijauan sawah
mencangkul di atas sepi yang basah
petani ternyata masih merintih
berhari-hari harga gabah
terluka parah
celanaku jadi berdarah
disuntik mata uang rupiah
kemiskinan ini jadi sebuah sungai-
yang mengalir deras
diantara mesin panen raya
terselip senyum mbok minah
perlahan hilang
puisiku kembali diterjang hujan
Mojokerto, Kamis , 3 Maret 2016
SAJAK PAGIHARI DI STASIUN PASAR SENEN
memburu sunyi subuh
tujuh abad disalin
sejarah mencatat keluh kesah
sang pujangga liar
sudah menggelepar
tubuhku berubah
jadi seekor ikan gabus
yang gelisah berenang
di kolam ranjang malam
kadang kusebut nama Tuhan
namun dalam hitungan detik
rinduku terjebak antara perjalanan
cirebon-cikampek-bekasi
berakhir dalam jantungku seperti tak bernyawa
inilah sajakku yang paling bergetar
bersetubuh dengan kelamin kemarau panjang.
Pamulang , Selasa, 31Juli 2018
KOTA MALANG SUATU PAGI DALAM PUISI
kota malang suatu pagi dalam puisi
membuang nyawa
di toilet kereta api
tidurku sepanjang malam tadi
meninju bantalan rel-rel besi
sampai belum terbit
matahari pagihari
mari kawan kita berswafoto diri
sambil mandi di tubuh hotel
kerdilkan sepi
bunuh insomnia di atas sprei putih
telepon menyapa untuk kotaku
masuklah ke kampung,-kampung tua heritage
mencatat sejarah zaman tuatua belanda
letihku kubuang ke drainase sampah
depan rumah (tahun 1870) tanpa penghuni ramah
(para pewarta telah merekam hujan,sambil dendangkan lagu-lagu gamelan jawa, kejawen,kuburan mbah keramat, kusir delman, radio transistor dengan faktur tahun enampuluhan, televisi hitam putih, busana batik kematian, mantan presiden, jenderal yang pernah dipecat, sampai reportase yang disalin dengan protokol kesehatan covid-19 yang sangat ketat)
kota Malang suatu pagi dalam puisi
aku pun harus pamit lagi
karena berita gempa bumi
telah menghancurkan sakit hati ini.
Malang, Jatim, April 2021
STASIUN KA KOTA KEBUMEN
gelisah terjebak
dalam tabung genose– 19
sudah kulahap penuh semangat
di ruang VIP kereta belum berangkat
dicatat dalam perjalanan
pujangga suci pandai berkhotbah
diwarnai dengan pertengkaran
hati rohani
serangan kadal liar ini
paling mengerikan
mengerikan !
hasil test negatif, kata perempuan eo
angkut kopermu nuju gerbong kota
semua pewarta
akan menutup jendela
setelah diantar puteraku
pohon tunggal
dua abad mau membakar teras rumah
jadi nyanyian nyamuk demam berdarah
bersiap masuk stasiun Kota Kebumen
berbedak tipis
sepi hitam manis
betulkah?
aku jadi teringat seorang perawan
turun dari gunung-gunung keluguan
masuk kamar malu-malu
hampir jebol bendungan
kutampar angan-angan
liar dan sering berenang
dengan dua kaki
mengambang
jadi cinta murahan
dibuang amarah malam
di pinggir jalan
Kebumen, 9 April 2021
RITUAL AIR TANAH
sekian abad aku terus mencari
akar-akar hujan di tubuhmu
yang jadi rajin bersetubuh
dengan padang pasir
sebab tak ada lagi kulihat
mengalir sisa-sisa sari makanan sehat
yang berubah rupa jadi tulang belulang
sampai puncaknya pada hari perhentian
ditimba dari sumur dalam mencemaskan
takut pertengkaran dengan saudaraku
merantau dari negeri seberang
selalu dengan amarah berkepanjangan
berulangkali sudah kudendangkan
nyanyian persungutan kehausan
lalu kularikan lagi dirinya
sampai di tepi kuburan
ritual orang-orang kesepian dan terasing
Pamulang, Rabu, 13 Juli 2022
BERLAYAR KE SODOM DAN GOMORA MELALUI PETA PUISI
kutulis puisi ini
di atas hamparan bukit-bukit
lembah dosa maut yang menghijau
disemai pohon palem, zaitun, dan anggur semerbak harum bunga kuhirup sepanjang tahun
di lahan tanah gandum yang menguning menutupi ladang-ladang dengan nyanyian koor pagihari bercumbu dengan kawanan domba serta ternak liar
setelah itu kulukis galeri karya seni negeri timur jauh
yang dihiasi istana zaman batu
sementara aku masih sempat bertegur sapa dengan kafilah-kafilah padang pasir
kapalku terus berlayar menembus pelabuhan perdagangan emas , perak dan permata biru
yang tersedia di gudang-gudang peti kemas berisikan adegan persetubuhan tak wajar
maka dimulailah pesta pora para imam baal
di kota sodom dan gomora yang diselimuti kemewahan, kemakmuran, kepelesiran, kesombongan, waktu senggang untuk pemujaan dewa-dewi napsu birahi
sebagai mangsa penggodaan setan
"ayo kita pesta dinihari sampai mabuk, jangan kendalikan napsu birahimu yang paling jahat dan kejam, ini malam terakhir sebelum mimpi-mimpi kita dibinasakan oleh dua malaikat Tuhan," teriak mereka saat kapalku masih terus berlayar ke suatu benua yang penuh kenikmatan dunia
segera kututup pintu kapal
saat para pelancong itu
telah menawarkan berkat, pengharapan, dan damai
suara ejekan, cemoohan, dan gemuruh amarah mengalir dalam tubuh puisi ini
sedangkan di luar samudera raya
kulihat serombongan kaum tuna netra
sedang menebar cerita-cerita omong kosong tentang harta yang tersimpan dalam bank bawah tanah
permukiman dengan jendela berlian
membuat iman mereka menjadi tawar
Tuhan telah turunkan topan belerang dan api dari langit
membakar sampai hangus
padang subur, kebun anggur, istana, dan kuil-kuilnya
api ganas ikut membakar bait-bait puisiku
ketika masih menulis kemurtadan
tak menurut kepada hukum-Nya
tak ada lagi pengampunan dosa
pertobatan yang rajin mencair
membeku dalam karang tegar
kapalku lalu menepi
lepas jangkar di kota sodom
sambil menangisi anak-anak lot yang berzinah di dalam gua tua di bawah gunung yang juga ikut hangus terbakar
selesai sudah berlayar ke sodom dan gomora
melalui peta puisi
Pamulang, Selasa 17 Mei 2022
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya, 20 Juni 1961.Menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP-Jakarta).
Belajar sastra secara otodidak.Hasil karya sajaknya pertama kali dipublikasikan sewaktu masih duduk di bangku SMP, yakni dimuat di ruang sanjak anak-anak Harian Umum Kompas tahun 1977.
Kemudian pada tahun 1980 sampai tahun 2022 sajak-sajaknya mulai disiarkan di Majalah Keluarga, Dewi, Nova, Monalisa, Majalah Mahkota, Harian Umum Merdeka, Suara Karya, Jayakarta, Berita Yudha, Media Indonesia, Harian Sore Terbit, Harian Umum Seputar Indonesia (Sindo), SKM.Simponi, SKM.Inti Jaya, SKM.Dialog, HU.Bhirawa (Surabaya), Koran Media Cakra Bangsa (Jakarta), Majalah Habatak Online, negerikertas.com, Harian Umum Utusan Borneo, Sabah (Malaysia) , Portal Sastra Litera.co.id, ayosekolah.com, KABNews.id, bicaranetwork.com, brainly.co.id, wallpaperspeed.id, majalahsuluh.blogspot.com, sudutkerlip.com, kompasiana.com, antaranews.com, kliktimes.com, suarakrajan.com, widku.com, literanesia.com , hariandialog.com, bisnistoday.co.id, sepenuhnya.com, dan ruangpekerjaseni.blogspot.com
Buku kumpulan sajak tunggalnya yang sudah terbit “Traumatik”(1997), “Kalah atau Menang” (1997), “Taman Getsemani”(2016), "Bercumbu Dengan Hujan ” (2021), "Tidur Di Ranjang Petir" (2021), " Mata Elang Menabrak Karang" (2021), "Rumah Terbelah Dua " (2021).
Sajaknya juga termuat dalam 15 Buku Antologi Puisi Bersama Penyair di seluruh Indonesia.
Namanya juga telah masuk dalam Buku Pintar Sastra Indonesia Halaman 185-186 diterbitkan oleh Kompas (PT.Kompas Media Nusantara) cetakan ketiga tahun 2001 dengan Editor Pamusuk Eneste, serta Buku Apa & Siapa Penyair Indonesia halaman 451 diterbitkan oleh Yayasan Puisi Indonesia dengan Editor Maman S Mahayana dan Kurator Sutardji Calzoum Bahchri, Abdul Hadi W.M, Rida K.Liamsi, Ahmadun Y Herfanda, dan Hasan Aspahani.
Saat ini sebagai Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), dan bekerja sebagai wartawan media online.
Email : pulo_lasman@yahoo.com
---------------------------------------------------------------------
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313