5 Puisi Terbaik
Karya :Pulo Lasman Simanjuntak
TUNTAS
duka siapa mau menyergap di rimba kamarmu yang purba- tak pernah berkelamin dengan matahari pagi
hanya sepotong roti tua disuguhkan pria perkasa bersenjatakan roh ketakutan digelar di meja judi tertangkap angin jahat pada tiap dinihari
kini kita saling menjaga jarak- ruang dan waktu tak pernah lagi saling bertemu kadang kita masih rindu menulis berita tentang kapal digital, samudera raya, dan air laut yang merembes sampai ke penjara di benua orang-orang mabuk kekayaan
sekarang tersisa hanya doa berdarah saudara- bersaudara sejam masa kanak-kanak
rasa sesal mengapa dulu kita tak lagi rajin berenang di sungai membusuk depan rumah
atau menghitung sejumlah perkawinan retak mulai dari pewarta muda, pujangga teler sampai perwira mualim yang sempat terjebak mengurai kesepian di rumah bordil
Jakarta, Jumat 15 Juli 2022
IBADAH TANAH MERAH
dimulai dari kecemasan yang terus membara kuhitung waktu di bawah matahari semua sia-sia kekayaan di bumi sodom dan gomora
diperlihatkan jelang pagi iring-iringan menembus paru-paru kota kawan di sebelahku tak lagi pandai bercerita
tiba di sini tak ada lagi tangisan makin gemuk kugali lobang beton tergesa-gesa
nyaris membentuk sebuah koor kematian dan penderitaan
Jakarta, Minggu 17 Juli 2022
MENULIS PUISI TANPA MEZBAH PAGI
menulisi puisi tanpa mezbah pagi
bersama permaisuri mati suri
larik puisi ini ternyata masih membutuhkan seribu ton beras impor
yang tersimpan dalam kompor
menulis puisi tanpa mezbah pagi
bersama perkawinan kurus kering kerontang
bait puisi ini ternyata masih membutuhkan tiupan daun-daun migas
tersembur liar dari cuaca makin panas
lalu kemanakah penyair usia senja ini mau bercerita
gadai gitar yang bisa bernyanyi rock n roll dengan perut lapar
pinjaman oline yang bertebaran dalam
paru-parunya yang lumpuh setengah badan
ataukah kupilih terus menulis puisi
tanpa matahari risih
tanpa sungai mati
tanpa laut berombak kisruh
tanpa kuburan
dengan kain kafan kejang-kejang
masihkah iman ini kuat
ditusuk bertubi-tubi
dengan jutaan jarum kebenaran
Jakarta, Senin 22 Agustus 2022
MATI SURI
obrolan petang ini telah jadi
kesaksian pendek
mengapa matahari kian kurus kering
langit biru melahirkan tulang belulang ditiup angin kemarau kehabisan nafas alam semesta
“aku butuh dokter kulit untuk suntikkan vitamin dosis liar
sebab sindirin ini telah membuat mimpiku semakin jauh dari rumah tanpa suara paranabi ,” katamu seraya malas menyantap makanan najis di atas meja makan
sudahlah, kataku
mari kita bersetubuh di ranjang kolam ikan itu
agar tubuhmu makin gemuk
serta dapat membuang pikiran-pikiran yang membatu
jangan lagi taruh pisau tajam
di ujung bibirmu yang kian menyusut karena dilindas penyakit katarak menahun
atau kecelakaan lalu lintas
di trotoar yang menjual angan-angan patah hati
Jakarta, 30 Agustus 2022
MANUSIA TAKUT TERBANG KE SURGA
“seperti boneka kapas
dari kepala sampai kaki berjubah,
” seruku saat belum mematahkan tiang-tiang berhala
masih ada aroma butiran tembakau, teh tebu, alkohol hijau, dan perzinahan rohani di mezbah baal
semua sepakat memenggal jejak arang
terperangkap dalam lingkaran ruang
batu-batu roh
“dia duduk bersujud,rambut sebahu amat kecil," berteriaklah sajakku saat itu tanpa membuka kitab suci
muatan angin malam
mengingatkan kepada gembala dan domba
yang meluncur deras dari bukit-bukit pengorbanan di bawah pohon rimbun
ditentang para nabi
sayap-sayap beelzebul dipatahkan berkeping-keping
muntah dosa-dosa ganjil
usus perut meletus
di pinggul rumah hitam
mula pertama tak berziarah
tiap dinihari menabur kembang birahi
penyakit kusta masuk ke dalam tong sampah
daging berdarah kubanting ke tanah
tertidur pulas dalam sumur kering
otak disiram bunga api
mabuk air keras
daun pintu hati
yang dulu rajin diketuk
dikunci !
kuncinya ialah layangan terbang
ke negeri-negeri orang
menggilas genteng rumah
mengangkat tabut perjanjian
Pamulang, Kamis 1 September 2022
----------------------------------------------------------------
Biodata :
Pulo Lasman Simanjuntak, dilahirkan di Surabaya 20 Juni 1961.Pendidikan Sekolah Tinggi Publisistik (STP/IISIP- Jakarta).Karya puisi pertama berjudul IBUNDA dimuat di ruang sajak anak-anak Harian Umum KOMPAS (Juli 1977) saat masih duduk dibangku SMP.
Setelah itu dari tahun 1980-2022 karya puisinya telah dimuat (dipublish) diberbagai surat kabar, majalah, media online, dan majalah digital di Indonesia dan di Malaysia.
Telah menerbitkan 7 buku antologi puisi tunggal dan 17 buku antologi puisi bersama para penyair di seluruh Indonesia.
Saat ini tengah persiapan untuk penerbitan buku antologi puisi tunggal ke-8 berjudul BILA SUNYIKU IKUT TERLUKA.
Ketua Komunitas Sastra Pamulang (KSP), anggota Dapur Sastra Jakarta (DSJ- Jakarta), Sastera Sahabat Kita (SSK-Sabah Malaysia), Komunitas Negeri Poci, dan anggota Sastra Nusa Widhita (SNW). Aktif dalam menulis puisi diberbagai komunitas sastra di media sosial (medsos).
Bekerja sebagai wartawan dan rohaniawan.
Telepon (WA) 08561827332.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313