Awal
Karya : Aditya Irfan Situmorang
Kala semesta berusaha mematahkan seribu sayap mimpi-mimpimu.
Seakan realita kehidupan berusaha menamparmu tuk bangkit kembali.
Diri mungkin saja bisa rapuh seakan ini akhir dari segala titik pencapaianmu.
Ketika satu persatu orang mulai meninggalkanmu namun sahabat sejatimu
Selalu ada buatmu bahkan dia lebih mengerti dari orang-orang terdekatmu
Tertawa bersamamu menangis didalam taxi memainkan lagu kesukaanmu.
Tertidur pulas disamping pundakmu sampai sinar ultraviolet menampakan
Senyumannya kembali.
Tersenyum mengulurkan tangannya disaat aku sedang terpuruk oleh situasi sulit.
Tuhan jangan biarkan aku tersesat semakin jauh jatuh kedalam lembah dosa.
Namun lagi-lagi aku mendapati diriku terperangkap dalam jeruji ambisiku.
Tetaplah berpegang teguh jadikan kata-kata makian sebagai bahan merakit diri.
Tutup telinga serta abaikan suara-suara sumbang diluar sana dan biarkan khayalmu.
Terbang melambung semakin tinggi melewati batas cakrawala dan singgahsana waktu.
Jangan sia-siakan hidupmu dengan mencari kesenangan sesaat dan terbujuk rayu dengan.
Gemerlap dunia berhiaskan tipu daya fatamorgana mendorongku kejurang dasar kehancuran.
Warnai hari-harimu dengan energi-energi positif dan teruslah menunjukan bahwa betapa berharganya dirimu.
Jangan sia-siakan mimpi-mimpimu telah lama kau rancang sejak lama.
Jangan biarkan kebahagiaan masa mudamu direbut oleh para pembencimu.
Ini adalah titik awal dari sebuah perjalanan panjang telah kita lalui bersama-sama.
❤️
Sajak ini ku persembahkan kepada..
Para wanita kuat sedang berjuang demi masa depan cerah dan gemilang
Dan demi orang –orang hebat diluar sana dan sanak famili serta handai taulan.’’
Salah Tingkah
oleh : Aditya Irfan Situmorang
Dari balik sudut jendela, dari kejauhan ku berdiri menatapmu.
Membayangkanmu sedang jatuh cinta bersama dengan gadis lain.
Berharap disisa musim panas ini aku dapat melihatmu sebelum kita merayakan pesta perpisahan sekolah.
Sayangnya kita tidak punya banyak waktu dan kau mengacuhkan perasaanku.
Berkali-kali mencoba menarik perhatianmu tapi kau lebih senang bersimpati denganya.
Gaya dan pesonamu mampu membius hati wanita tubuh tinggi semapai membuat mataku tak berkedip.
Terasa seperti getaran dejavu dimana pertama kali kita berkenalan diperpustakaan.
Hatiku bergetar tak menentu jadinya setiap kali berpapasan denganmu salah tingkah jadinya.
Bel jam istirahat berbunyi nyaring sedangkan aku terpaku disini diruangan kelas berhantu.
Menghabiskan waktu berjam-jam menyaksikan tingkah kekonyolanmu dihadapan teman-temanmu.
Menghadirkan sejuta senyuman diwajah membuatku tertawa meringis setiap kali memimpikanmu.
Tersadar bagaimana aku hanya bisa mengangumimu dari jauh dan kenyataannya aku hanya pelarianmu.
Wahai tuan tanpa nama tanpa memberi aba-aba kau pergi tanpa permisi kau membuat setengah hidupku.
Hancur berantakan namun ada satu hal berharga dimana aku bisa lebih tabah belajar agar dapat merelakanmu.
Kata-katamu terasa seperti racun terasa manis ketika kau mengatakannya padaku kemudian semuanya terbuang sia-sia.
Seperti siur pelita hari-hariku gelapku kini diwarnai gelak canda tawa serta keceriaan tergambar di sinar kedua matamu.
Suatu hari nanti kamu akan menyadari bahwa semua pengorbananku tulus dan aku berani bertarung dia akan pergi meninggalkanmu.
Sementara aku disini dikota london bersama kekasih baruku memulai lembar halaman baru dan kamu akan tetap hidup sebatas kenangan.
Cirebon 1 November 2016
to @ghinas99 #Jungkook to #everyoneoutside 💐❤️
Instagram : @irfan197089
*Aditya Irfan Situmorang
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313