Dalam kehidupan sehari hari tentu kita tidak asing dengan sepeda motor, banyak sekali kita jumpai dan kebanyakan orang pasti telah memilikinya. Kendaraan ini paling banyak diminati oleh orang-orang di Indonesia karena dinilai lebih praktis, cukup nyaman, dan hemat pengeluaran dalam perawatan mesin dibandingkan dengan mobil. Harga sepeda motor yang sekarang tidak terlalu mahal pun menjadi sorotan masyarakat Indonesia memilih untuk membeli dan menggunakan sepeda motor. Dari orang tua, pelajar bahkan anak-anak dibawah umur saja sudah bisa mengendarai sepeda motor dengan bebas. Apakah aman membiarkan anak yang belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor? Apakah perlu adanya ketegasan dalam berlalu lintas?.
Saya masih ingat betul bagaimana dulu saya pernah mengalami kecelakaan hanya karena ban depan saya disenggol oleh anak kecil yang membawa sepeda motor ugal-ugalan dan melanggar rambu lalu lintas, tanpa ada rasa tanggung jawab mereka pergi dengan tidak memberi sepatah katapun. Saya jatuh membentur aspal, sakit dan memar di tubuh sudah saya terima. Terbesit di pikiran saya " Dimana sebenarnya anak itu tinggal dan seperti apa orang tuanya?", apakah dia dalam pengawasan atau tidak.
Sudah menyebabkan korban, ugal-ugalan, melanggar lampu rambu lalu lintas, tidak pakai helm. Bagaimana anak dengan perlengkapan kendaraan dan keamanan berkendara seperti ini bisa masuk ke jalan raya, apa orang tuanya tidak berpikir lebih jauh apa yang bisa terjadi pada buah hati mereka?, apa harus terjadi suatu insiden atau kemalangan menimpa baru mereka harus menyadari kekeliruan yang telah mereka perbuat?. Jangan membuat wajah anak-anak menjadi seperti seorang penjahat kecil. Ketika masih bisa kesana kemari dibiarkan saja tetapi ketika sudah menerima kemalangan malah tidak terima dan menyalahkan orang
lain dengan dalih "Mereka itu masih anak kecil, jangan salahkan mereka". Satu nilai yang kita bisa ambil lagi saat ini dari cara mendidik anak oleh orang tua di Indonesia adalah dengan cara membiarkan atau malah mengatakan kesalahan anaknya tersebut agar dia paham itu suatu hal yang tidak boleh dilakukannya untuk sekarang ini dan mau mengakui kesalahannya entah itu di hadapan keluarga ataupun korban yang telah dia rugikan supaya anak bisa belajar bertanggung jawab akan apa yang telah diperbuat.
Padatnya jalanan kota di Indonesia, hiruk pikuk orang-orang, suara bising kendaraan bermotor yang berseliweran, dan tak jarang terjadi kecelakaan seharusnya sudah cukup untuk membuka mata kita tentang betapa mengerikannya jalanan itu. Bagai angin yang menerbangkan puing bangunan, semua seperti tidak ada kata tidak mungkin terjadi di jalan raya. Segala kemalangan dan kejadian tak diharapkan selalu siap mengintai kita dan orang orang terdekat kita di jalanan. Kita masyarakat Indonesia yang melek hukum seharusnya bisa memahami ketentuan dalam berkendara, bijak dalam kelengkapan berkendara untuk menjaga keselamatan diri. Saya sebenarnya kurang "suka" atau "risih" melihat anak dibawah umur sudah mengendarai sepeda motor dengan sangat bebas di jalan raya bahkan tanpa pengamanan sedikitpun
Terkadang orang tua di Indonesia hanya berpikir "mereka itu hanya iri karena anak kami sudah bisa mengendarai sepeda motor sendiri", padahal itu adalah suatu kebiasaan buruk yang fatal yang ditanamkan pada anak sejak masih dini. Cara pola pikir orang tua di
Indonesia yang tergolong jangka pendek dapat menimbulkan banyak resiko yang tidak lain dan tidak bukan ujungnya pasti suatu kemalangan yang menimbulkan penyesalan pada akhirnya. Kita sepantasnya mengajarkan suatu kebiasaan yang baik kepada anak kita selagi mereka belum terpengaruh hal negatif. Jangan merusak jiwa anak-anak dengan terus memanjakan apa yang mereka inginkan, terkadang kita harus memikirkan dampak apa yang mungkin terjadi dengan kita memberikan fasilitas kendaraan bermotor tanpa pikir panjang terlebih dahulu pada anak yang masih dibawah umur. Bagaimana jika anak tersebut tidak paham rambu?, Bagaimana jika mereka terjadi suatu dijalanan?, bagaimana jika mereka ugal ugalan yang bisa saja membuat anak tersebut terluka atau malah orang lain pun ikut celaka.
Sebagai orang tua kita harus memilah mana yang baik dan buruk untuk anak kita. Mana yang sudah diperlukan dan mana yang belum saatnya diberikan. Jangan hanya kita
ingin terlihat unggul dan bersaing di dalam masyarakat membuat kita buta akan arti pentingnya suatu keselamatan dan kedamaian. Sebagai orang yang paham akan hukum, kita seharusnya saling menjaga dan tidak sembarangan dalam menentukan keputusan. Jangan sampai apa yang kita lakukan berimbas pada orang lain. Anak-anak yang belum bisa mengendalikan nafsunya dengan baik dan selalu mengandalkan emosional dalam menghadapi suatu hal dapat mencelakakan seseorang di jalanan. Jangan rusak mental putra bangsa kita.
Sebagai anak-anak kita juga harus patuh pada orang tua kita apabila orang tua kita melarang kita. Karena sesuatu hal larangan pasti memiliki alasan yang baik untuk dipatuhi, apalagi menyangkut ketertiban dalam berkendara dijalan raya. Anak sepatutnya mengerti atau orang tua membuat anak mengerti akan bahayanya berkendara ketika belum cukup usia. Agar anak pun paham dan berhenti untuk merengek apa yang dia inginkan.
Jangan kita biarkan hal buruk menimpa anak-anak yang memungkinkan dapat merenggut masa depan mereka. Banyak hal bisa terjadi di jalan raya tak terlepas dari maut yang mengintai kita kapan saja. Kita seharusnya mawas diri untuk melakukan dan memutuskan. Demi terciptanya Indonesia maju, mari kita mulai dengan merubah cara berpikir kita untuk selangkah lebih maju. Jangan menjadi orang yang sembrono dalam memberikan keputusan.
Seringkali terbesit di pikiran saya, apa para orang tua tidak yang memberikan hak para anak dibawah umur itu kendaraan bermotor, tidak melihat bahaya yang malang-melintang di jalanan. Kita para orang dewasa yang sudah berhati-hati dalam berkendara saja masih kena imbasnya apalagi anak kecil yang hanya mengandalkan hawa nafsunya. Mereka hanya anak anak yang diberi fasilitas yang kurang tepat, mereka tidak salah karena mereka menggunakan yang sudah ada. Karena yang salah sebenarnya adalah si pemberi fasilitas tersebut.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024