Rintik Rindu
(Karya: Nyoman Trisna Dewi)
Dalam hitamnya malam penuh kehawatiran
Rintik rindu alam senandungkan
Biarlah tangisan alam menghapus sebagian kenangan
Sebening kacamata yang kau pakai, kawan
Hujan jatuh karena awan tak sanggup menahan beban
Seperti aku tak sanggup menahan gejolak tak karuan
Tak lebih dari rintik hujan jatuh yang tak jadi
Bukanya membasahi tak malah menggantung diatas bumi
Aku diam-diam selalu mengintipkan harapan
Kedalam bermilyar-milyar rintik hujan
Ketika itu, wajahmu ialah hujan yang melukis keraguan
Menghiayaratkan hati yang siap untuk kepergian
Buleleng, 27 Agustus 2022
Geripis Asa
(Karya: Nyoman Trisna Dewi)
Burung bernyanyi mengikuti alunan sang bayu
Sang surya tersenyum sumringah tanpa semu
Pertanda hari yang cerah telah ku sambut
Berlari menuju gerbang merah demi ilmu yang aku tuntut
Aku berjuang dengan lutut terluka
Demi membuat kamu dan mereka bangga
Mungkin aku tercipta karena luka
Hingga orang tua ku merasa tak bahagia
Tetapi impian bukan sekadar ilusi
Suatu hari akan bereinkarnasi menjadi asli
Seasli cinta tuhan padaku, sayang
Bukanlah sekadar bayangan melayang
Ibu, ayah maaf putrimu harus berjuang
Impian itu tak akan ku biarkan melayang
Aku ingin bahagia, tak ingin terus terluka
Aku ingin pengakuan, bukan sekedar pencitraan saja
Buleleng, 13 November 2022
Tentang penulis
Nyoman Trisna Dewi lahir di Buleleng Bali, Juni 2001. Seorang gadis desa yang tengah berjuang meraih mimpinya.
Selain menulis ia sangat suka dunia videografi, desain, dan sketch. Saat ini, penulis berdomisili di Buleleng Bali. Pembaca bisa lebih dekat dengan penulis lewat akun sosial media
IG @tr.naaa dan @onehope_01
YT #Trisna Konnan Channel
Tiktok: @trisna.konnan
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024