Penulis : Fridolynus Sada
SECANGKIR SASTRA
Menjelang relung
mendekap malam temaram
ada cerita klasik
yang paling asing mendesing
tertiup bayu kata-kata lata itu
dari arah selatan
hingga berlabuh di telinga pekak sang sepuh
terbetik warta,
netra batinnya merasa membaca
terpantik artha,
sastra agungnya terpatri jelata
Tongkat kakinya bersih
masih sehat sekuat muda
sudah ditempa oleh jutaan
petuah beranak cucu
bergerak merusak hingga
belukar membakar hati
pada nyala api yang masih
belum jua padam
detak waktu yang belum tentu
meronta lalu retak
ku tunggu di sini
pada pantai tanganku melambai
Hutan belukar
di tukar oleh akar kehidupan
angin badai pandai berkisah
lalu pisah sebentar
kata-katanya masih sama
ramahnya saat bersua
taman hatinya membujuk
sejuk nan tertegun
apalagi ketika harumnya
secangkir kopi hangat
masih ku teguk pada
cangkirnya yang masih utuh
Penulis : Fridolynus Sada
Asal : Kupang NTT
Hobby menulis apa saja dan pernah meraih prestasi terbaik dalam ajang kepenulisan sastra.
"Menulis itu bagaikan melata,
Melatih kata yang terbata"
Salam Literasi.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024