Tanah Ini Berlagu
Tujuh puluh tujuh usiamu
Banyak kisah mengukir harimu
Tawa dan air mata mengiringi langkahmu
Ada harap dibalik sendu ada cinta yang menggebu
Dulu bambu runcing untuk memerdekakanmu kini bergelut sendu
Banyak emosi liar membelenggu
Sudahkah bahagia ragamu
Sudahkah bebas tawamu
Atau malah membisu
Banyak narasi dan opini mendeskripsikan dirimu
Tapi bagiku kau adalah satu tanah tumpah darahku
Jiwaku tetaplah satu bahasa identitas negeriku
Indonesia raya Indonesia berseru
Jiwa berlagu dalam bhinekamu
Menghargai dan tunduk pada agamaku
Nasionalisme tetap tegap menderu merdeka Indonesiaku
Bukittinggi, 1 Agustus 2022
Merdeka atau Terjajah
Sejenak kuterdiam pada suasana pagi yang tenang
Di sudut sana tampak anak kecil meminta-minta
Berkejaran dengan jahatnya jalan raya
Menghitung detik lampu merah berganti
Meminta belas kasih penikmat dunia
Mengapa harus mereka
Mengapa bukan orang tuanya
Sekilas kubertanya tentang pahlawannya
Mereka berkata pahlawannya telah abadi di surga\
Inikah dunia
Begitu kejam mengambil semua diusia muda
Ada yang memberi dengan suka cita
Bahkan ada yang tertawa mengolok mereka
Bukankah jiwa merdeka siap membantu tanpa balas jasa
Bukankah jiwa merdeka peduli pada sesama
Atau mereka masih terjajah mencari bahagia
Entahlah …
Mungkin mereka belum merdeka
Hingga tak mampu memaknai semua
Mungkin mereka masih terjajah
Berjuang mencari nafkah tanpa kenal lelah
Mungkin mereka menertawakan arti merdeka yang bergema
Merdeka hanya opini bagi mereka yang pantas
Bukan kami yang masih tertindas
Bukittinggi, 1 Agustus 2022
Kelahiran dan Kerasulan
Kelahiran
Abdullah Aminah
Insan pilihan
Dipertemukan dalam cinta yang berkekalan
Saat dalam kandungan duka bermunculan
Menyempurnakan akidah
Kisahnya penguat keimanan
Akhlaqnya adalah pakaian kesabaran
Kini tetap menjadi panutan
Padamu insan pilihan
Kerasulan
Bukittinggi, 16 Oktober 2022
Katakan Sesuatu
Insan pilihan
Saling menguatkan
Kekasih pujaan yang tak lekang oleh zaman
Izinkan aku mengatakan sesuatu
Kuinginkan abadi bersamamu
Dalam kelahiran, keabadian dan kerasulanmu
Merindu syafaatmu tanpa kuragu
Mendamba kasihmu sepanjang hayatku
Dalam sujudku kulirihkan namamu tiada jemu
Bukittinggi, 16 Oktober 2022
Bionarasi
Nofieana Gusti Winata. Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat saat ini berdomisili di Bukittinggi. Menyukai menulis sejak usia remaja. Menulis merupakan cara yang terbaik untuk menghargai setiap kisah yang telah Allah persiapkan. Menulis enam buku tunggal puisi dan dua puluh enam antologi. Beberapa tulisan sudah dimuat dalam surat kabar dan media online Indonesia dan Malaysia. Silakan sapa penulis ig.ofie_gw atau fb.Fiana Winata.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024