Sajak : Pengagum Rahasia
Oleh : Aditya Irfan Situmorang
Berkendara di sabtu siang mengenakan jeans dan sepatu hak tinggi.
Berharap aku dapat mengukir namanya di cermin dengan lipstik merah.
Tertawa sangat keras tapi tak satupun orang dapat mendengarkannya….
Berpacu dengan angin di jalanan bebas bersama teman sebaya dan.
Mengambil beberapa gambar estetika di central park dan berpesta.
Dimesin elevator saat hujan turun bagaikan badai musim semi di akhir juli lalu.
Kita terlalu dini serta rapuh dalam menjalani hubungan bersamamu di masa remaja.
Menyirami kelopak bunga-bunga yang nyaris mati karena kehausan akibat pagebluk.
Hari itu adalah hari tak terlupakan dimana aku bertemu dengannya di sebuah perpustakaan.
Di pusat kota dan akupun berusaha menutupi rasa maluku dengan kacamata serta jaket bermotif biru.
Jantungku berdetak sangat kencang berharap ada seseorang dapat mengalihkan perhatianku padanya.
Membayangkanmu sedang bersamaku dan kita selalu terpedaya dalam cinta sangat begitu egois dan bergairah.
Darahku seketika mendidih jadinya dan kamu menggenggam tanganku disaat aku merasa tak berhak memilikimu.
Aku sangat begitu terkesima merasa sangat jauh berbeda setelah mengenalmu terpikat caramu memandang dunia.
Bila dia adalah reinkarnasi dari mimpi masa laluku buatlah ini menjadi kenyataan dan berikan aku sentuhan sebelumnya.
Tak tertandingi.. seperti duri mawar bercabang memenuhi berderet di rumahku di florida dimana aku bisa merasakan aroma.
Tropis buah-buahan segar serta air bermuara di dekat samudera dan aku dapat menari dengan leluasa saat musik berhenti.
Tetaplah mengagumimu seperti saat kita berjumpa di central park ketika cahaya siang perlahan redup tergantikan oleh jingga.
Di sore kala itu.
Cirebon 2-2-2023
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313