SEMERAH DARAH
Oleh: Ahsaniyatur Rohmah
Pergi pagi pulang petang.
Tak lagi kenal rehat hingga tubuh lunglai.
Meski hancur terbakar menjelma arang.
Tetap saja berdiri tegak bak perisai.
Sebenarnya apa arti hidup yang membentang?
Tak peduli panas matahari hingga hujan menerjang.
Manusia berlomba-lomba menjadi binatang,
Demi benda yang bernama uang.
Dia rela jadi bengis,
agar anak istri tak menangis.
Dia rela jadi hina,
agar keluarga tak menderita.
Dia rela jadi rendah,
walau mata sudah semerah darah.
Agaknya, manusia punya banyak nyali.
Dari tikaman delusi,
Yang menjelma depresi.
Harapnya Tuhan slalu menyertai,
Dari segala perjalanan di dunia ini.
Kota Beriman, 18 Agustus 2023
_____________________________________________________________________________________
Ahsaniyatur Rohmah, penulis kelahiran dan berdomisili di Kebumen, 11 Agustus. Beberapa puisinya masuk dalam buku antologi bersama. Karya tunggalnya akan segera terbit. "Tetaplah menulis, hingga kau lupa cara untuk mencampuri urusan orang lain". Semoga apa yang saya tulis bermanfaat. Pembaca bisa menghubungi melalui whatsapp: 0882003484321, email: ahsaniyatur@gmail.com, dan akun instagram: @nonasendu. Sekian.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024