Tuhan, hidupku monoton
Dari Bungurasih ke Giwangan
Dari Giwangan ke Bungurasih
Pemandanganku hanyalah aspal yang terkadang penuh lubang
Atau debu yang kerap kali menerpa wajahku
Tuhan hidupku monoton sekali
Pemandangan hanya penumpang yang silih berganti
Baik buruk hati tak ada yang pasti
Sapa senyum tak jarang sumpah serapah yang ditelan
Tuhan hidupku monoton sekali
Hanya memandangi jalanan pagi-pagi
Braakkk!!!
Wiu wiu wiu
Kenapa riuh sekali
Darah bercecer dimana-mana
Drama apa ini Tuhan
Tuhan, kau kah yang kutuju?
Hidupku tak lagi monoton
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313