Kehadiranmu
Hempasan suara gemerincing mengusir hening
Bunyi ganjil kelu menyeretku terkucil
Melangkah ragu menapak bayang arus waktu
Menderas semu, mengoyak mimpi-mimpi
Kendatipun aku menyemai ramai berpijar tepuk pujian
Api hari-hariku memar derit kehampaan
Senyaring senar-senar tajam berdenyar sayat duka
Raung lorong jiwaku belum juga usai
Bunyi-bunyi perih sering timbul dan redup.
Hingga datang sosokmu
Di saat jiwaku gagap-gugup dalam hening
Aku mendamba kehangatan pengusir sunyi
Membasahi padang gersang dalam sukmaku
Merangkak lembut mengusir risau
Meracik bunyi ringkik nyalakan gairahku lagi
Ricik sunyi tepi-tepi jingga kini sirna
Kelopak luka ganjil kau tutup selamanya
Berpaut rindu merindu hingga ajal kekal
Seusai Sepi
Sulur cahaya pendar menyisakan isyarat
Lorong-lorong riuh kehilangan lolong
Sengau kerling menghilang sepi
Kendati duka compang-camping seusai sepi
Menajamkan taring masa silam
Sepi menjalar bergumam
Sepi lidahnya menjilati patung di taman
Nafas menggelepar gaung menebar bau rawan
Peraduan danau genangan mimpi
Meringkuk berselimut kabut tebal
Dengkur lembut melantunkan riap
Tunas menyingkap jagat musim semi
Busut-busut salju memuai kusut
Nafas menafikkan belenggu beku
Meliur sepi menghambur sunyi
Surabaya, 2014
Tertindih Jiwamu
Mencecap air diguritkan udara
Mengibarkan rambutmu di bangkai musim
Jejaknya menggaris terbasuh embun
Tersepuh ranum jatuh dikulum alum
Kekal dalam sajak rekahan kembang
Bangkai hanyut menyusun bukit karang
Beringsut merasuki kelabu kabut
Melambai kusut diperam perih waktu
Nafas dan air payau membeku
Tertindih tumbang jiwamu
Surabaya, 2014
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024