Perjumpaan
Dalam dekapan selimut malam
Beranjau gigil dan besederet igau
Pucuk-pucuk mimpi dan sunyi menggelembung senyap
Terbang berkelana ke rona cakrawala imaji
Ujung perjumpaan adalah ketiadaan
Jejak-jejak kita tertaut mencabik kenangan
Semakin pekat dan tersamarkan
Maut yang mengintai derap nafas membercak kentara
Mengarungi halaman sunyi mencakup pada perjumpaan
Dan akhirnya kutemukan
Wajahmu yang masih seperti dahulu
Merampungkan hening rindu
Surabaya, 2014
Pisau Dapur dan Kau
Di atas meja dapur tempat kali pertama kita bercinta
Yang menjadi saksi gurat suka dan duka
Rajamlah separuh jiwaku yang teramat perih
Hingga usai tetes darah terakhirku
Menjelma pisau tajam
Melesat membawaku
Menuju fajar kebebasan
Melewati lorong cerobong pengap ini
Ku bertahan dengan sisa nafasku
Meski menyesakkan
Hingga pada akhirnya kau akan mencari
Dan hanya kau temui denyut nafas terakhirku
Hingga pulih semua luka, pada akhirnya
Dan di dalam ketabahan ini bersemayam mekar
Tempat diriku berdiam dalam damai
Bertemu pada satu titik muara
Satu sama lain saling merindukan
Dan saling butuh
Namun darah pada pisau yang kau genggam
Telah mengering
Air matamu takkan mampu membasuhnya
Surabaya, 2014
Urung
Negeri fajar mengurai rahasia
Duka berujar ruang kasih menyeru rindu
Dalam percumbuan kudus di sela paha
Urung apa yang kuucapkan
Terlunta lurung pekat pangkal-ujungnya
Mengharap cahaya lembut bibirmu
Lemas digelayut sang pujaan
Meriwis garis gerimis dipingit langit
Terurai menjadi desis merenggut buah terlarang
Murung tercurah bagai hujan
Surabaya, 2014
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024