Menunggu
Aku menunggu kuncup bunga angsoka halaman putih
Tanganku terulur pada angan senja temaram
Semilir pohon nyiur menjinjing tempayan
Lamunanku menjulur tekun mengukir jalur imaji
Nafasmu kudengar sesamar cahaya jingga
Marwah mawar meruap harap kasih merona lembut
Hirup harummu kalut kalbuku membelai bulan gugup
Gurit rindu lebam sekalem kalammu
Aku dalam jeda jumbuh rengkuh luruh
Surabaya, 2014
Buah-Buah Rindu
Sederet malam penyeduh ilusi
Malam kesepian merenggut dahaga yang menahun
Membelah halaman kisah percintaan usang
Berderet tebal seonggok doa-doa
Imaji mencengkram tebarkan wangi nafasmu disini
Sirna larik-larik resah saat engkau ada
Kumaharkan tangkai yang bermekar buah-buah rindu
Kan selalu menjaga dan meminangnya
Surabaya, 2014
Pencarian Rindu
Bulan malam ini pucat membisu
Terpuruk seorang diri menampung air mata
Di pelupuk matanya tampak sebongkah duka
Bulan sampaikan pesanku di tebing hatinya
Kilau rindu ini teramat mencabik-cabik luka
Sederet bintang masih bersembunyi di balik pekat gunung
Sederet lapis doa dalam pertapaan kan pertemukan pencarian rindu
Surabaya, 2014
Rindu Berpaut
Bercak nafas sendu dalam sepotong puisi
Bersimbah gigir sunyi dalam hati
Kurindukan belukar bakau lautmu yang camar
Merindu canda tawamu yang hingar
Jika kau ada belantara dunia berkelakar
Derap kusapa bayang di dadamu membekas hangat
Dingin rindu berputar geletar menggelepar
Nafas yang menggebu rindu berpaut satu
Surabaya, 2014
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024