Bukan Salah Hujan
Merasakan remuk rapuh,
terik menyayat peluh setiap kurengkuh
Dan menimang guguran daun kering
Aku remuk aku rapuh
Merasakah?
Ragaku terkapar,
Terbakar di rimba yang gersang
Resah hanya bisa bergumam pada kemarau
Terkapar dan terdampar
Hujan jangan murka
Jika saatmu tiba
Tersimpan Dalam Sunyi
Bayang sendu sehitam rindu menahun
Semenjak tanpamu, matahari enggan mengalun riang
Tersimpan rapat dalam sunyi
Tertanam pada palung hati
Dadaku yang terlalu lama mengeja hampa
Tanpa arti sayap imaji cinta
Luluhkan nafas dihujam tikaman,
Menyengat rindu ku kekalkan menuju temaram keabadian
Surabaya, 2014
Terpendam Sepi
Jiwaku terkapar merindu nyanyian usang
Tanpamu, aku terkurung hening tidak bergeming
Melebur dalam sepi terpendam lorong ilusi
Bersama rindu jiwaku menggelepar dahaga
Rontang seakan tak bernyawa
Surabaya, 2014
Rindukan Sunyi
Hati yang lungrah
Bersemayam tertancap duri jiwa
Pucat pasi dikunyah gemerlap fatamorgana
Merindu kesejukan batin
Telah lama tergerus bait-bait derita
Dimanakah halaman sunyi
Sebagai pencerahan untuk bersemayam
Menuju jalan keabadian
Surabaya, 2014
Musnah
Segala pertanyaan telah basi
Malam ini karma pembalasan berceceran
Nafas huruf-huruf muram beterbangan
Berjejal mengantri memahatkan diri
Pada salib-salib kegelapan
Pada rindu yang menyisakan malam perjamuan
Semua musnah, kemana tak tahu
Berderet kata memenuhi lorong penyesalan
Surabaya, 2014
Bait-Bait Kenangan
Telah berkeping luka menuju kekal
Tiada habisnya hujaman pisau terlontar dari bayangmu
Surga dalam hangat dadamu semu belaka
Hatiku kacau, senyummu tiada pasi
Dingin sikapmu menyuburkan imaji duka
Yang memburai di lorong hati
Bait-bait kenangan mencekik nafasku
Surabaya, 2014
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024