APA YANG AKAN KITA CERITAKAN |
Puisi : Bayu Sg Trisunu
mimpi sudah menepi, kembali dari igau pada alam yang sengau
terbangun dengan ngungun, gagap membaca harap
tanah yang kita anggap subur sekarang hancur
hutan yang dulu lebat sekarang sambat
sungai yang mengalir jernih sekarang buih
mimpi sudah menepi, kembali dari igau pada alam yang sengau
terbangun dengan ngungun, gagap membaca harap
anak cucu kita bertanya banyak, kita menjawab dengan sesak
rampok dan begundal saling jegal, harapan kita akan terpenggal
orang-orang di jalan saling caci dan menghujat, hati dan otaknya telah sekarat
bergaya kritis, padahal sinis
berpura manis, ternyata sadis
merasa pemikir, nyatanya nyinyir
berkata-kata bijak, berkelakuan menginjak
mata hati mereka sudah tertutup, dan napsunya terus meletup
mimpi sudah menepi, kembali dari igau pada alam yang sengau
terbangun dengan ngungun, gagap membaca harap
di negara mana kita tinggal, semua menjadi janggal
tanah air tumpah darahku, semua darah membeku
apa yang akan kita ceritakan ke anak cucu, karena semua telah bergincu
*keprihatinan akhir tahun 2013
DUA DASAWARSA KU DAN MU
Puisi : Bayu Sg Trisunu
menyesap angin di daun pandan, sungguh
membawa rindu, mengharum waktu
seluruh cinta, melabuh daunmu
meluruh satu, kekal di waktu
*29 november 2018
PADA GERIMIS ADA CINTA
Puisi : Bayu Sg Trisunu
Sepi membayang pada gerimis
di balik rumpun bambu, sendiri
kupu-kupu kecil menggigil rindu, dirimu kah?
Dalam gerimis sungai di samping rumah mengalir, tenang dan ramah
mengantar rindu yang lekat, segera dekat
Dirimulah yang mengayuh cinta di atas daun bambu
merayapi air menyusup masuk pembuluh darah, ke nadiku ke otakku
ke hatiku
*14 februari 2023
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024