Membaca Buku Kumpulan Puisi "MELUKIS PERISTIWA" Walidha Tanjung Files |
Hujan yang turun di kota Bogor mengakhiri masa kemarau, dan buku itu akhirnya tiba di tanganku saat tanah di pekarangan basah kuyup. Sampulnya berwarna pale brown, menggambarkan seorang perempuan bergaun merah dengan rambut terurai yang ujungnya berfungsi sebagai kuas, melukis mentari senja di atas kanvas dedaunan.
Sebuah proses "Melukis Peristiwa" dalam balutan visual yang menarik perhatianku. Aroma kertas baru menyambutku saat kubuka lembar demi lembar buku milik rekanku ini. Buku cetakan pertama di Juli 2024, berisi 88 halaman, menarikku untuk segera membacanya.
Melukis Peristiwa Walidha Tanjung Files |
Kumpulan puisi karya Walidha Tanjung Files yang bertajuk "Melukis Peristiwa" membawa pembaca pada momen-momen tak terduga. Proses relaksasi diri dalam tumbuh.
Puisi "Gadis Kecil dan Anjingnya" di halaman kedua langsung memikatku, menjadi favoritku selain beberapa puisi lainnya. Puisi ini mengingatkan saya pada shelter tempat saya sering berinteraksi dengan anjing-anjing yang direscue, sehingga terasa seperti tagline manis untuk buku ini bagi para pecinta anjing.
Di halaman ke-17, puisi "Ombak di Kepal Tangannya" membawa saya kembali ke petualangan ransel di NTT. Kalimat "empat nelayan pemburu paus" mengingatkan saya pada sebuah desa di pulau Lembata, NTT, kampung adat suku Lamalera. Mereka memiliki tradisi berburu paus yang turun temurun, dilakukan pada musim menangkap ikan Lewa setiap bulan Mei.
Puisi "Sebuah Cerita di Kereta" di halaman 36, bukan hanya berisi perenungan, tetapi juga menjadi inspirasi untuk presentasi saya di workshop "Eksplorasi Rasa". Puisi ini menjadi ruang aman bagi siapa pun untuk bercerita, berkeluh kesah, dan mengeksplorasi berbagai macam rasa. Dalam workshop tersebut, kami menggabungkan visual dan literasi, dengan tema kesehatan mental dan cerita perjalanan.
Kami memilih puisi yang berhubungan dengan transportasi publik, yang sering kami gunakan dalam beraktivitas. "Sebuah Cerita di Kereta" menjadi benang merah dalam karya visual yang kami buat, karya seorang guru Seni Budaya sekaligus founder platform NK dan Teater Pilar Merah. Presentasi kami pada tanggal 6 Juli 2024, berkolaborasi dengan CREATIVITE INDONESIA dan NEHA HUB.
"Melukis Peristiwa" membawa saya dalam berbagai rute peristiwa, setiap baitnya penuh dengan perenungan, menghubungkam sulur-sulur pada pintu-pintu gerbang waktu, tentang episode-episode bumi yang sarat makna, baik dari kejadian yang dialami sang penulis, maupun dari ragam sudut pandang hal lainnya.
Melukis Peristiwa, Kumpulan Puisi Walidha Tanjung Files diterbitkan oleh pelangi sastra.
(*)
Bogor, 23 Agustus 2024.
22.34 wib - Bumi Hujan.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024