Perayaan Buku Hari Tuhan Bagi Kalanuk |
Editor : Erna Wiyono
Penulis : Mario D.E.Kali
Suara-suara sumbang bergema di sisi pengharapanku:
Gerutu keraguan juga ujud doa penuh keyakinan
Dari orang-orang yang lama telah dan baru saja menyertaiku
...
Namun yang menghibur diriku adalah keheninganku
sendiri di tengah kebisingan
Sembari menyondongkan telinga lebih dekat ke suara panggilanMu Sembari meresapi makna seruan para pejuang sejati:
Nulla tenaci invia est via
Bagi orang yang mau terus berjuang, tidak ada jalan yang tak bisa dilewati
(Jalan Panggilan, halaman 15)
NTT - Buku puisi "Hari Tuhan bagi Kalanuk" karya Mario D. E. Kali, yang diluncurkan oleh Penerbit Makhsara Books pada Juli 2024, menghadirkan serangkaian puisi naratif yang memikat.
Melalui gaya penulisan yang mendekati prosa, Mario dengan mudah membawa pembaca menyelami pikiran dan perenungan tokoh-tokohnya.
Rony Fernandez, penyair dan jurnalis, dalam ulasannya, menyebut puisi-puisi Mario sebagai "puisi naratif yang dekat dengan bentuk prosa." Pembaca dengan mudah dapat mengidentifikasi penokohan, plot, dan hubungan antar larik dan bait yang menyusun potongan peristiwa.
Tema utama yang diangkat dalam buku ini adalah kepasrahan dan pengharapan. Tokoh-tokoh dalam puisi Mario seringkali digambarkan menghadapi kesulitan hidup dan kepasrahan. Nuansa ini tergambar melalui pilihan kata dan frasa seperti: "keraguan," "pasrah," "patah hati," "nelangsa," "sumbang," "kehilangan," "pupus," "menangis," "kelemahan," "meratap," "pedih," dan "sedih sekali."
Sumber Ig (@ronnynandez) |
Namun, kepasrahan ini bukanlah akhir cerita. Tokoh-tokoh dalam puisi Mario, meskipun terpuruk, selalu menemukan jalan keluar melalui sosok atau peristiwa yang menyelamatkan mereka. Sosok Tuhan, yang hadir dalam berbagai rupa seperti "Yang Mahasuci," "-Mu," "Tuhan," "Kaka Yesus," "Yesus," "Sang Sabda," menjadi penyelamat bagi para tokoh.
Ronny Fernandez mencatat bahwa penggunaan istilah Tuhan dalam puisi-puisi Mario merujuk kepada Tuhan dalam kepercayaan Nasrani, khususnya Katolik. Hal ini menunjukkan bahwa Mario, melalui puisinya, mencoba menghadirkan konsep Tuhan sebagai penyelamat dalam ajaran Katolik.
Selain tema kepasrahan dan pengharapan, buku ini juga mengeksplorasi tarik-menarik antara tradisionalitas dan modernitas. Ronny Fernandez melihat dua pasang kutub yang saling tarik-menarik dalam puisi Mario:
kepercayaan adat (agama tradisional) dengan agama Katolik (agama modern), dan kampung halaman (tradisi) dengan daerah perantauan (modernitas).
Mario, melalui puisinya, tidak hanya menggambarkan konflik antara kedua kutub ini, tetapi juga menunjukkan bagaimana keduanya berusaha berkompromi dan berkolaborasi untuk menciptakan keseimbangan.
Buku ini juga kaya dengan penggunaan bahasa Melayu-Timor dan Bahasa Indonesia. Mario menggunakan bahasa daerah dalam beberapa puisi, dan memasukkan glosarium untuk membantu pembaca memahami kata-kata yang kurang familiar.
"Hari Tuhan bagi Kalanuk" merupakan buku puisi yang menarik dan penuh makna. Melalui puisi-puisi yang sarat dengan kepasrahan, pengharapan, dan refleksi tentang kehidupan, Mario mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan mencari jalan keluar dari kesulitan hidup.
(*)
Perayaan Buku Hari Tuhan Bagi Kalanuk Karya Mario D. E. Kali
Hari/Tanggal : Jumat, 30 Agustus 2023
Waktu : 20.00- 22.00 WITA
Via zoom meeting
Penyelenggara : Komunitas Akar Pohon Mataram
Bersama Penerbit Makhsara BooksPemandu : Tara Febriani Khaerunnisa, Penulis
Pembedah : Ronny Fernandez, Penyair dan Jurnalis
Penulis Buku : Mario D. E. Kali
Peserta yang hadir : 12 orang
Buku tersedia di e-commerce Makhsara Books dan toko buku berikut:
C2o (Surabaya)
Kedai Patjarmerah (Jakarta)
Atelir Ceremai (Jakarta)
Kios Ojo Keos (Jakarta)
Blooks (Jakarta)
Kedai Boekoe (Bekasi)
Intensif Books (Bangkalan)
Akal Buku (Sleman)
Kedai Buku Obelia (Medan)
Pustaka Steva (Padang)
Kedai Buku Petra (Flores)
Taman Baca Kesiman (Denpasar)
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024