Meski dunia digital berkembang pesat, nilai-nilai spiritual seperti iman, doa, dan refleksi tetap menjadi fondasi kehidupan |
NEGERIKERTAS.COM - Malang, Peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW kembali dimaknai dalam konteks era digital. Bukan hanya sebagai perjalanan fisik dan spiritual semata, peristiwa ini menyimpan pesan mendalam tentang iman, spiritualitas, dan inovasi dalam menjalani kehidupan di tengah kemajuan teknologi yang pesat. Ahmad Rizal, mahasiswa pascasarjana UIN Malang, menekankan pentingnya menghubungkan nilai-nilai Isra' Mi'raj seperti pentingnya shalat, disiplin, dan perjalanan menuju kesempurnaan dengan tantangan dan peluang di era digital.
"Refleksi Isra' Mi'raj di era digital adalah upaya untuk memahami makna spiritual, moral, dan filosofis peristiwa tersebut dalam konteks perkembangan teknologi modern dan budaya digital," ujar Ahmad Rizal.
Isra' Mi'raj, menurut Ahmad Rizal, dapat dimaknai sebagai simbol percepatan teknologi dan komunikasi. Kecepatan perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan izin Allah menjadi analogi bagi kecepatan akses informasi dan konektivitas global di zaman sekarang. Namun, kemajuan teknologi ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas spiritual. Distraksi media sosial, informasi yang melimpah, dan gaya hidup serba cepat justru menuntut penguatan spiritualitas.
Shalat, sebagai sarana komunikasi langsung dengan Allah, menjadi semakin relevan. Di tengah hiruk pikuk dunia digital, shalat berfungsi sebagai momen refleksi dan koneksi dengan Sang Pencipta, melatih fokus, ketenangan, dan kedekatan dengan-Nya.
Tantangan era digital lainnya adalah menjaga akhlak dan moral. Isra' Mi'raj mengajarkan pentingnya integritas dan kepatuhan pada petunjuk ilahi, bahkan di tengah godaan duniawi. Nilai ini relevan bagi generasi digital agar mampu memanfaatkan teknologi untuk kebaikan dan menghindari hal-hal negatif.
"Dengan memaknai Isra' Mi'raj dalam konteks digital, umat Islam diingatkan untuk tidak hanya mengejar kemajuan teknologi, tetapi juga memperkuat nilai spiritualitas dan tanggung jawab moral," pungkas Ahmad Rizal. Teknologi, seharusnya menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi kemanusiaan, bukan sekadar alat hiburan atau kemewahan semata.
(*)
Sumber :
*Ahmad
Rizal saat ini tercatat sebagai Mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negri
Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN MALANG)
Editor : Erna Wiyono
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA +62 811-8860-280