![]() |
Riyadi Oyad di Tanah Kanekes |
NEGERIKERTAS.COM - Riyadi Oyad, seorang warga Palembang, baru-baru ini melakukan perjalanan ke Tanah Kanekes, wilayah adat Suku Baduy di Kabupaten Lebak, Banten. Perjalanan ini bukan semata-mata wisata, melainkan sebuah eksplorasi budaya dan pengkajian kearifan lokal yang masih terjaga di tengah pesatnya perkembangan zaman.
Tanah Kanekes, yang dikenal dengan sebutan Baduy, merupakan kawasan yang masih mempertahankan kearifan budaya turun-temurun. Kehidupan masyarakat Baduy Dalam dijaga ketat oleh masyarakat Baduy Luar yang secara perlahan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Kehidupan masyarakat Baduy Dalam jauh dari hiruk pikuk kehidupan modern.
Perjalanan Riyadi Oyad diawali di Baduy Luar. Ia kemudian melakukan perjalanan kaki selama enam jam menuju Baduy Dalam melalui jalur Ciboleger. Perjalanan ini ditemani oleh Ayah Kenan, seorang warga Baduy Dalam, dan beberapa rekannya dari komunitas @jejak_Baduy. Mereka melewati medan yang cukup menantang, termasuk mendaki bukit, menyusuri anak sungai, dan menyeberangi jembatan bambu.
Di Baduy Dalam, Riyadi menyaksikan kehidupan masyarakat yang sederhana dan selaras dengan alam. Kehidupan tanpa listrik dan teknologi modern menonjolkan kearifan lokal dalam menjaga kelestarian lingkungan dan budaya. Riyadi merasakan kedamaian dan ketentraman yang mendalam selama berada di sana.
Di Cibeo, pusat pemerintahan adat Baduy Dalam, Riyadi menemukan pemahaman baru tentang kekayaan. Bukan sekadar materi, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah keberlanjutan budaya dan alam yang dijaga dengan penuh rasa syukur. Ia juga mengamati bagaimana masyarakat Baduy berkomunikasi dengan bijaksana, hanya berbicara ketika diperlukan dan menghindari egoisme.
Masyarakat Baduy memiliki sistem penanggalan sendiri, dan tidak mengenal tanggal lahir secara spesifik. Mereka juga memiliki aturan ketat dalam pembangunan rumah, yang tidak boleh mengubah kontur tanah.
Karena aturan adat yang berlaku, Riyadi hanya diizinkan menginap dua malam di Baduy Dalam. Ia berharap dapat kembali suatu hari nanti untuk mengeksplorasi Desa Cikertawarna dan Cikeusik, serta mempelajari lebih lanjut tentang Arca Domas dan Sasaka Pusaka Buana.
Riyadi Oyad menyimpulkan bahwa Tanah Kanekes bukan sekadar objek wisata, melainkan tempat untuk merenungkan diri dan belajar dari kearifan lokal. Pengalamannya di sana memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan budaya.
Sumber : Riyadi Oyod - Palembang
Editor : Erna Wiyono - Visual Artist, Writer, Journalist, Visual Arts Educator, Creative Director, Indonesia Dancer.
2 Komentar
inspiratif
BalasHapusMantap
BalasHapusKirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA +62 811-8860-280