Postingan terbaru
Lihat semua
Langkah Terakhir Puteri Saadong | Puisi Ghazali Sulong
i. Malam tersandar diam di balik kelambu istana. Sanggul emasnya— menusuk leher sang r…
Pesan Sebatang Pohon | Puisi Ghazali Sulong
jika duniamu runtuh, ia takkan berselerak— ia gugur perlahan, seperti daun yang men…
Antologi Puisi | Heru Patria
buku ini hanya berisi puisi puisi kelas bawah tempat jelata mengumbar keluh kesah biar…
Hakikat Kata dan Nada: Menyelami Tembang Puitik bersama Ananda Sukarlan
Pertemuan antara puisi dan musik selalu menghadirkan percakapan yang hangat sekaligus …
Menetas dari Malam | Puisi Ghazali Sulong
kunang-kunang membaca sisa malam— bintang retak di sayapnya. bayang-bayang berli…
Lelaki dan Riuh Jalur Kereta | Puisi Dian Riasari
Langit redup, sejenak redakan peluh Beribu manusia dengan kening kerut Ditampar perih …
30 September; Arsip Cinta yang Tak Sampai | Puisi Umi Hanin
tiga puluh September tepat tengah malam saat mimpi mulai terbenam pekat menjadi selim…
CINTA YANG TAK KEMBALI | Puisi Delima Nadia
Aku menanam namamu di halaman dada seperti bunga yang tak pernah layu meski musim ser…
Puisi Agus Yulianto | Jangan Ambil Nyawa Anakku karena Makananmu
Jangan ambil nyawa anakku karena makananmu, di setiap gigitan ia percaya bahwa dunia i…
Puisi: KEPERGIAN | Galuh Duti
kudengar suaramu terbawa angin bergulungan dengan awan dan petir jatuh ke dalam tanah …
